Sabtu, 24 Agustus 2019

A Sufi's Diaries: Book 21




Kumpulan artikel singkat, kisah dan petikan seorang kelana, jilid ke-21.





Diary 155:
I Am A Bajaj Driver
Saya Seorang Supir Bajaj


Let Me Correct Your Logic (Mari Saya Betulkan Logikamu)

Kalian sudah sering mendengar, entah dari mana; "Open your mind / Bukalah pikiranmu, Kesempatan atau peluang atau rizki bisa datang dari berbagai arah yang tak terduga." Dan kalimat-kalimat serupa lainnya. Kalimat itu baik dan benar. Karena saya mengalaminya dan membuktikan kebenarannya. Akan tetapi banyak orang di sekeliling saya yang heran terhadap apa yang saya lakukan. Padahal mereka termasuk orang-orang yang seharusnya memahami makna kalimat di atas. Tapi kok memandang heran kepada saya?

Saya ajak mereka ngobrol sambil menggali lebih dalam. Dan apa yang saya temukan membuat saya heran balik pada mereka. Bagi saya, kalimat di atas bermakna bahwa kita tidak boleh membatasi diri dalam menempuh usaha di jalan mana pun. Maka kita pun seharusnya membebaskan pikiran untuk berimajinasi sejauh-jauhnya, sebombastis mungkin, seliar mungkin, segila mungkin, dan tak habis-habisnya.

Bagi kebanyakan orang, apa yang saya khayalkan itu too good to be true, terlalu wow, terlalu jauh, terlalu gila, bahkan mungkin absurd. Kemungkinkan untuk tidak terjadinya sangat besar. Sebagian orang mengatakan ke saya untuk bepikirlah yang dekat-dekat dulu, yang mungkin-mungkin dulu. Karena kalau tidak tercapai akan sangat mengecewakan. Di sinilah bedanya mereka dan saya. Logika mereka SALAH! Maka sini mari saya betulkan logikamu.

Pertama, saya betul-betul membebaskan pikiran saya terbang sejauh-jauhnya tanpa batas ruang waktu. Tidak ada manusia lain yang sanggup mengejarnya selain saya sendiri. Maka hanya Tuhan yang tahu imajinasi saya. Mirip supir bajaj kan? Ya itulah saya! Gas pol! Saya supir bajaj dengan mesin F1.

Lalu apakah saya akan kecewa bila imajinasi saya tidak tercapai? TIDAK! Sama sekali tidak! Saya tidak pernah kecewa!

Kemudian, saya juga sering berkata kepada pembaca saya, "Saya sudah tidak membuat rencana lagi. Saya bergerak bersama Tuhan. Tuhan lah yang membimbing gerak saya di bumi ini."

Apakah itu artinya saya diam saja? Kebanyakan orang mengartikan kalimat saya dengan berdiam diri menunggu wangsit. Oh no.. mengapa logikamu bisa salah begitu? Mari saya betulkan.

Di kepala saya ada tak hingga rencana / plan. Saya punya 1000 rute menuju Roma. Saya tidak pernah kecewa kalau harus tersesat. Saya justru sangat menantikan bila rencana saya tidak terwujud. Saya justru menantikan 1000 rute itu salah semua, karena akan ada rute ke-1001 yang benar!

Saya menantikan yang 1 itu! 
Karena otakmu tidak mampu memikrikan yang ke-1001 itu, Tuhan yang akan menunjukkannya padamu!

Setiap malam otak saya aktif berimajinasi segala kebaikan hidup saya esok hari, tahun depan, bahkan 10 tahun ke depan dengan senyuman lebar, puas dan bahagia. Bila saya harus mati esok pagi, maka itu jawaban yang terbaik. Dan saya besyukur atas apa pun yang sedang dan akan terjadi di hadapan saya.

Terbanglah setinggi-tingginya! lalu jatuh terhempaslah sekeras-kerasnya!
Berimajinasilah sejauh-jauhnya 1000 kali, biarkan yang ke-1001 terbuka di hadapanmu.
Kejarlah Tuhan! Bersainglah dengan Tuhan!

Jika otak manusiamu hanya mampu berpikir 1000 kali, Tuhan akan memberikan yang ke-1001. Jangan harap mendapatkan yang ke-1001 jika khayalanmu baru sampai 999.








Diary 156:
The Secret of 1001

Rahasia 1001


Sambungan dari Diary 155.
Sesuatu yang luar biasa adalah saat kau sudah merasa melakukan semua yang kau bisa, namun tidak ada yang menampakkan hasil, lalu muncullah satu celah yang tidak tampak sebelumnya.

Kemunculan celah itu sangat halus dan seringnya merupakan rangkaian dari berbagai peristiwa. Misalkan kau sudah menjalani 1000 rencana, maka yang ke-1001 adalah rangkaian dari beberapa aktifitas yang sudah kau jalani selama ini. Sehingga dapat saya katakan, kesempatan emasmu yang muncul di langkah ke-1001 tidak akan ada tanpa 1000 langkah yang kau lakukan sebelumnya.

Matamu berbinar saat melihat rangkaian itu membentuk satu kesempatan baru yang selama ini tidak termasuk di dalam 1000 rencanamu. Lalu kau berseru, "Ah! ternyata ini toh! Mengapa tak terpikirkan olehku sebelumnya!"

Begitu ia menampakkan wujudnya, terbuka pula tak hingga kemungkinan di belakangnya. Rasanya sungguh menakjubkan. Karena kali ini, kau merasa "Inilah saatnya!"

Dalam waktu yang relatif cepat, rangkaian peristiwa berdatangan mewujudkan mimpimu. Kesabaranmu sudah teruji. Mentalmu sudah sangat kuat sehingga perlakuanmu serta keputusanmu terhadap kesempatan baru ini pun lebih bijak dan jitu.

Semua kejadian dirasa pas, tepat. Setiap peristiwa tejadi di waktu yang tepat, di tempat yang tepat dan bersama orang-orang yang tepat. Setiap hari menjadi sangat istimewa. Tiada masalah yang berarti bagimu. Semuanya bagian dari kesempatan emas ini.

Bila inilah saatmu, maka terjadilah. Tiada satu pun yang dapat menghalangimu.

-----
Saya dapat bercerita begini, karena saya sudah mengalaminya sendiri. Dan saya memahami ini dengan tempaan yang sangat berat. Camkan dan renungkan ini baik-baik;

Kesempatanmu datang hanya ketika jiwa dan mentalmu sudah siap menerimanya.
Kebahagiaan hanya datang kepada yang berbahagia.
Keberhasilan hanya datang kepada yang berhasil.
Kejayaan hanya datang kepada yang berjaya.
Kekayaan hanya datang kepada yang kaya.

Jika belum memahaminya sekarang, nanti kau akan paham. Setelah 1000 langkah kau lalui.
Bila sudah saatmu, maka terjadilah!









Diary 157:
Mentalism

Menyambung dari Diary 156, banyak yang bertanya karena tidak paham dengan kalimat saya ini:

Kebahagiaan hanya datang kepada yang berbahagia.
Keberhasilan hanya datang kepada yang berhasil.
Kejayaan hanya datang kepada yang berjaya.
Kekayaan hanya datang kepada yang kaya.

Sebelum saya menjawabnya, saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa saya termasuk orang yang tidak pernah mau memberikan ikan kepada orang yang kelaparan. Saya akan memberikan kail untuk memancing ikan.

Saya sangat mengutamakan KEPAHAMAN. Sedangkan CARA akan datang sendiri. Memberikan cara sama saja dengan memberikan ikan tanpa PAHAM apa-apa.

Mendapatkan kail akan otomatis paham dan kenyang karena jadi mahir memancing ikan dan otomatis pula bisa makan. Mendapatkan KEPAHAMAN akan otomatis mendapatkan apa pun yang kau cari dalam hidup ini.

-----
“Kau tidak menarik dan mendapatkan apa yang kau inginkan. Kau hanya menarik dan mendapatkan yang sesuai dengan kondisi dirimu.”

Pahami betul kalimat di atas. Dirimu adalah energi. Getara energimu mendatangkan energi yang sesuai dengan energimu.

Jadi, tidak akan pernah yang kau minta yang kau dapatkan, tetapi apa yang kau rasakan. Tidak cukup hanya apa yang kau rasakan, tapi kau akan mendapatkan yang sesuai denagn kondisi mentalmu.

Maka,

------
Kabahagiaan hanya akan datang padamu bila kau bahagia.
Kebahagiaan tidak akan datang bila kondisimu / rasamu sedang sedih. Tapi hanya datang pada yang selalu bersyukur.

------
Keberhasilan hanya datang kepada yang berhasil.
Keberhasilan hanya datang kepada yang bermental pemenang, tak mudah menyerah, dan tak pernah putus asa.
Keberhasilan adalah kondisi yang BIASA dan LAYAK baginya.

------
Kejayaan hanya datang kepada yang berjaya.
Kejayaan hanya datang kepada yang bermental berjaya, suksesk, yang selalu menganggap kegagalan adalah tantangan untuk berkembang.
Kejayaan adalah kondisi yang BIASA dan LAYAK baginya.

------
Kekayaan hanya datang kepada yang kaya.
Kekayaan hanya datang kepada yang bermental kaya, bukan bermental miskin.
Kaya adalah kondisi yang BIASA dan LAYAK baginya.

------
Apa saja mental miskin itu?

Minder, merasa di bawah orang lain hanya karena orang lain itu lebih kaya, celeb, public figure, lebih tinggi jabatannya, pejabat besar, figur otoriter, dll.

Merasa harus patuh hanya karena dia adalah orang tuamu, keluarga, dll.

Merasa hina hanya karena pernah berbuat sesuatu yang dianggap aib oleh orang lain.

Dll. Itulah beberapa contoh mental miskin.

Juga termasuk ini:
Menginginkan sesuatu seperti rumah mewah, mobil mewah, dll hingga menempel gambar-gambar benda-benda itu di dinding rumah.

Mengapa?
Karena kau merasa JAUH dan TIDAK BIASA dengan benda-benda mewah itu.
Mentalmu tidak pernah siap akan benda-benda itu, terlalu mewah untukmu.
Kalau kau merasa LAYAK atas barang-barang itu, kau tidak merasa perlu menempelkannya di dinding.

------
Saya juga sudah cukup lama memperhatikan, bahwa mereka yang terbiasa hidup kaya raya turun temurun akan jarang sekali yang jatuh miskin. Mengapa? Karena mereka sudah BIASA hidup kaya. Mereka bermental Kaya.

Sedangkan mereka yang sudah terbiasa hidup kekurangan, atau terbiasa hidup miskin, jika suatu waktu mendapatkan uang yang sangat banyak dan menjadi kaya raya, mereka cenderung akan kembali jatuh miskin. Karena mereka masih bermental miskin.

Uang tidak menjadikanmu kaya.
Mental kaya-lah yang menjadikanmu kaya.

------

Mengapa saya tau ini semua?
Dasar pemahaman saya, saya dapatkan dalam perjalanan pendalaman spiritual saya.
KEPAHAMAN adalah yang terpenting. Tidak ada lagi yang lebih utama dari itu.

Kail, bukan ikan!
Tapi kebanyakan orang mencari ikannya dan tak pernah merasa perlu memahami kailnya.

Tuhan, bukan rizki!
Tapi rizki lebih populer ketimbang Tuhan.
Padahal jalan menuju Tuhan yang hakiki berkonsekuensi pada kekayaan jiwamu, dan kebahagiaan lahir batin. Rizki otomatis mengikutimu dalam kesesuaian mentamu.








Diary 158:
Stubborn Angel
Malaikat yang Keras Kepala


Kusadari kehadiranmu dalam hidupku saat aku masih kecil. Kau selalu ada bersamaku. Tidak pernah pergi jauh. Bahkan tidak pernah pergi sama sekali. Kau menemani bermainku. Kau menemani tidurku.

Di masa tumbuhku, kau sering tegur aku. Maksudmu baik, tapi aku mulai risih. Dan aku mulai sebal denganmu. Kuminta kau jangan menggangguku. Tapi kau tetap kembali lagi.
Sungguh keras kepala sekali dirimu.

Aku membuat kesalahan besarku yang pertama. Kau kembali datang memberitahukan sesuatu yang sudah jelas sudah terjadi, dan ya, akulah yang salah. Tapi kamu tidak perlu menabur garam di luka ini. Sakit, tahu!

Kemudian, lama aku tidak melihatmu lagi. Kala itu aku sudah menaruh perhatian dengan yang lain. Aku lulus sekolahku. Menempuh jenjang kedewasaanku.

Bertahun kemudian, tinggallah aku yang sedang sendiri, sepi... ku teringat akan dirimu. Kemana dia? Pikirku... sudah lama sekali aku tak mendengarmu.

Kau hadir di suatu petang. Kau datang di depan rumahku dengan raut wajah yang penuh senyuman menyebalkan. Tapi aku rindu dirimu. Jadi kuterima kehadiranmu lagi di hidupku.

Tapi perlakukanmu padaku sedikit berubah. Kau tidak lagi menggurui aku seperti dulu. Kau lebih nyaman menjadi teman tempat aku bercerita kisahku dan meminta pendapat. Tapi sikapmu yang kadang suka menegurku itu masih mengusikku. Ku biarkan... tapi aku masih sebal denganmu.

Kemudian suatu hari aku membuat kesalahan besarku yang kedua kalinya. Kau hanya memandang kasihan padaku. Aku benci itu! Aku usir dirimu. Tapi kau tak bergeming. Aku menjerit menyuruhmu pergi. Kau malah menamparku kuat.

Aku terjatuh wajahku lebam karena tamparanmu. Sialan! tangisku.
Keras kepala sekali kamu!
Kamu itu teman atau musuhku?
Tertawalah kau atas penderitaanku ini!
Tamparanmu yang terakhir ini sangat sakit dan membuatku merasa terhina, tak ada harganya.
Puas?!

------
Di dalam setiap manusia ada sebentuk permata anggun bercahaya. Sebagian manusia permata itu kotor karena ego, terpendam di dasar kotornya jiwa. Perlu tangan yang cukup berani, gigih, tak jera, untuk merogoh ke dalam diri dan mengambil permata itu. Membersihkannya dari kotoran dan mengembalikan cahaya anggunnya.

Ternyata itulah dirimu.
Kaulah si keras kepala yang selama ini merogoh ke dalam jiwaku untuk menunjukkan betapa anggun dan agungnya cahayaku.

Kaulah yang telah memperkenalkanku pada jati diri sejatiku.
Kini aku paham.
Terima kasih... terimalah rasa syukurku ini untuk kehadiranmu di dalam hidupku.

Kaulah malaikatku yang sangat keras kepala.



Stubborn Angel
You wouldn’t let me stay, nor let me go.
You never gave up on me when everyone else did so.
You never left me, even when you to I told.
You are my Stubborn Angel.

-----

Kau tidak membiarkan aku tinggal, tidak pun pergi.
Kau tidak pernah menyerah karena ku walau yang lainnya begitu.
Kau tidak pernah meninggalkanku, walaupun aku memintamu.
Kau adalah malaikatku yang keras kepala.






Diary 159:
Mental “Sementara”


Apakah dirimu termasuk yang bermental ‘Sementara’?
Kadang bisa didengar begini:

“Sementara begini dulu, nanti kalau ada waktu saya perbaiki lagi.”

“Sementara saya pasang di sini dulu yang penting terpasang.”

“Serahkan saja begini slide presentasinya, yang penting sudah dikerjakan.”

“Sementara terima aja kondisi yang begini, mau gimana lagi? Kan kondisi saya memang masih begini.”

“Untuk apa dibagus-bagusin? Saya masih ngontrak kok. Nanti kalau sudah punya rumah sendiri, barulah bisa maksimal.”

Di atas ada contoh kecil dari wujud perilaku manusia yang bermental kecil, mental miskin. Dimana pun mereka berada segalanya diperlakukan sekenanya, tidak maksimal tidak all-out. Dan mereka yang begini biasanya akan selalu begini. Yang ngontrak akan selalu memperlakukannya seperti ngontrak, walaupun ia sudah memilikinya sendiri.

Pernahkah terpikirkan olehmu bagaimana alam ini akan memperlakukanmu? Ya juga sementara. Tidak akan ada peluang besar yang datang. Yang sementara akan didatangkan yang bersifat sementara juga, tidak maksimal, sekenanya.

Bagaimana bisa alam / orang lain percaya anda bisa mengelola aset besar mereka
Mengharap bisnis besar? Mustahil.

Bagaimana bisa atasan anda menghargai anda bila anda selalu setengah-setengah
Mengharap naik jabatan? Mustahil.

Lakukan segala sesuatunya maksimal. All-out, di kondisi apa pun.
Energimu itu akan mendatangkan peristiwa yang sama pula.
Jangan sia-siakan waktumu untuk menjadikan segalanya ‘sementara.’



Never Less Than Perfect

Suatu hari ada orang yang datang melihat rumah yang saya bangun untuk dijual. Rumah itu saya bangun dengan perhatian dan pertimbangan desain yang sangat detail dari berbagai faktor. Termasuk yang tampak dan yang tidak tampak di mata.

Jika pada umumnya orang melihat rumah lain paling lama 30 menit, tapi di sini rata-rata 1.5 jam. Karena terlalu banyak fitur rumah yang perlu disampaikan.

Pertanyaan darinya adalah:

“Mengapa harus detail sampai begini rupa padahal kan rumah ini bukan untuk anda tempati sendiri?”

Yah... mengapa harus less-then-perfect kalau saya bisa menghasilkan yang perfect?
Dan dari sini saya belajar banyak; kerena ternyata masih banyak yang bisa di-improve untuk karya saya berikutnya.

Dan dari upaya yang maksimal ini, karya saya ini sudah mendatangkan banyak proyek lain bagi saya. Upaya yang maksimal PASTI mendatangkan peluang yang maksimal, SESUAI ruang kemampuan saya. Dan ternyata itu sebuah dunia baru yang luas tanpa batas. Saya tidak akan pernah bisa berhenti terperangah memandang kemegahannya.

Jika kita memandang ke atas kita lihat angkasa. Sangat jauh tinggi menurut kita. Tapi setelah kita bisa terbang, ternyata masih ada langit yang jauh lebih luas lagi di atasnya.







Diary 160:
Seekor Kutu Yang Penasaran


Saya adalah seekor kutu.
Dulu saya hidup di dalam kotak. Lompatan saya mentok sampai batas kotak itu. Lalu saya pindah ke kotak yang lebih besar. Lompatan saya menjadi lebih tinggi. Dan suatu hari mentok pula. Saya pun pindah lagi ke kotak yang lebih besar.

Anda sudah tau arah cerita saya kan?
Saya pun bisa melompat lebih tinggi lagi sampai suatu waktu mentok juga. Saya pun penasaran. Mengapa harus hidup di dalam kotak sih? Saya pun keluar. Tapi sebelum keluar kutu lain berkata kepada saya, “Sehebat apa pun kau melompat, akan ada batas maksimal lompatanmu sebagai kutu!"

Hmm... bener juga, pikir saya. Kutu ya kutu, pasti ada batasan daya lompatan saya walaupun saya di luar kotak. Ah tapi saya penasaran, saya keluar kotak juga. Namanya juga kutu yang penasaran.

Saya berlatih melompat sekuat tenaga. 10 tahun lamanya saya berlatih. Saya mampu melompat sangat tinggi melebihi kutu-kutu lain. Dan saat itu mungkin saya sudah patut dijuluki superkutu dgn kostum berlambang S di dada. Eh...

Anyway. Ya itulah batas maksimal lompatan saya seperti yang sudah dikatakan teman kutu saya dulu.

Suatu hari....
Saya iseng aja ah melompat di bawah pohon besar itu. Dan.....
Saya tersangkut di dahan pohon! Ah sialan... sekarang gimana saya turun?

Wow... sebentar...
Bagaimana kalau sekarang melompat dari dahan ini? Apakah saya bisa meraih dahan yang lebih tinggi?

Yeay!! Bisa!!
Dan tak terasa 10 tahun berlalu dan saya pun sudah berubah menjadi kutu pohon. Di tahun terakhir saya sudah mencapai dahan tertinggi yang ada buahnya.

Saya sekarang adalah seekor kutu buah.
Hmmm manisnya rasa buah ini...
Bagaimana kabarnya teman saya si kutu tanah dulu ya? Rasanya saya ingin menceritakan betapa nikmatnya rasa buah ini.

-----
Semoga anda paham cerita saya ini.
Tidak ada yang sia-sia jika kau melakukan segalanya maksimal dan selalu ingin melampaui kemampuan dirimu sendiri.

Kau tidak akan bisa menyadari kehadiran pohon tanpa menemui batas kemampuanmu terlebih dulu.







Diary 161:
Mental Tunda

Penundaan (procrastination) / menunda-nunda (procastinating) adalah salah satu sifat yang sangat hebat dari segala sifat yang ada pada diri manusia. Saya sangat mengagumi mereka. Ingin rasanya saya menghadiahi seseorang yang suka menunda-nunda, sebuah kostum superhero dengan logo P di dada, inisial dari “Procastinator”. Bagaimana saya tidak kagum? Seorang penunda mampu menahan dirinya untuk melakukan apa pun yang seharusnya dapat ia lakukan sekarang, dan segera mendapatkan hasilnya! Wow!!

Ia juga mampu menunda pekerjaan sampai mepet tenggat waktunya dan pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan selama 1 bulan ia kerjakan dalam sehari saja!
Lagi... WOW!!! Super Procastinator!!

It’s a plane!... it’s a train!... no... it’s Super Procastinator!!!
Whuussss!!! Tampak ia melesat cepat menjauh dari segala bentuk pekerjaan!
Manusia super itu mampu mengerjakan pekerjaan dalam waktu singkat dan cenderung dalam situasi kepepet. Hasilnya? Yah pasti jelek. Tapi dia cuek aja... hebat!

Belajar untuk ujian pun dia kebut hanya dalam waktu satu malam ketimbang dicicil dalam satu semester (6 bulan). Wow! Luar biasa!

Kalau sudah kepepet, tenggat waktu hampir lewat, tampaklah ia tunggang-langgang kesana-kemari menunjukkan kehebatannya dan kegesitanya. Banyak yang tercecer, pekerjaan morat-marit... hasilnya sekedarnya... seadanya... yang penting dikerjakan.

Sungguh kecepatan kerja yang patut diacungkan 4 jempol!
Saya sangat mengagumi para penunda itu. Dengan menunda pekerjaan, mereka pun mampu menunda peluang. Menunda peluang berarti juga menunda penghasilan dan rizki.

HEBAT SEKALI!!! Salut!!!!
Mental yang sangat sulit saya tiru. Bahkan tidak masuk akal bagi saya! Saya tidak akan sanggup menyamai kehebatan mereka!
Salut salut salut!!!

Sabda yang paling terkenal dari mereka adalah; “Tenang... masih banyak waktu...”
Wooooowwww.... tidak terpikirkan oleh saya di sepanjang hidup saya bahwa waktu pun bisa mereka kuasai! Mereka adalah penguasa waktu! Dewa waktu!

-----
Yah... kalau saya jelas tidak memiliki kemampuan mereka. Saya hanya manusia biasa saja. Saya mengerjakan pekerjaan segera. Tidak pernah menunda. Saya sangat perlu tahu bagaimana hasil pekerjaan saya dan masih punya waktu untuk memperbaikinya. Improvement itu hanya dapat diketahui setelah pekerjaan selesai.

Dengan masih adanya sisa waktu, improvement sempat untuk dilakukan. Pekerjaan pun menjadi lebih baik. Itu pun belum tentu yang maksimal. Saya perlu melakukannya lagi, lagi dan lagi untuk bisa sempurna.

Pengalaman saya, perlu 10 tahun bagi saya untuk melihat hasil usaha saya. 10 tahun adalah angka yang spesifik, bukan kiasan, tapi benar terjadi pada saya. Oleh karena hidup saya sangat terbatas, maka saya harus memulai suatu yang sudah saya rencanakan, segera, sekarang.

Saya menulis; setelah 10 tahun baru banyak dibaca orang.
Saya memulai kerja, baru setelah 10 tahun dapat membentuk pola kebiasan, etos, mental disiplin saya.
Saya berusaha 6 kali dan gagal / bangkrut 6 kali. Dalam rentang 20 tahun.
Saya memulai usaha lagi (yang ke-7)... dan saya sudah paham betul polanya. Ini masuk tahun ke-4 . Nanti setelah 10 tahun barulah bisa dibilang ‘established.’

Masa usia produktif saya paling hanya 30 tahun. Terpotong masa kecil, sekolah, dan masa tua, ditambah 20 tahun masa gagal saya. Dan saya tidak mau masih harus terseok-seok usaha di usia 60 tahun ke atas.

Jadi.... ya harus mulai SEKARANG!
Tidak mungkin saya menunda sehari pun.
Biarlah saya gagal sekarang ketimbang tidak tau sama-sekali rasanya gagal sehingga tidak tau apa yang harus diperbaiki. Karena setelah gagal pasti akan ada keberhasilan. Dan saya akan menikmatinya.

Saya bergerak bersama Tuhan. Dan Dia senantiasa menemani saya. Saya hanya manusia biasa. Saya bukan sang dewa penunda dan penguasa waktu seperti mereka.
Mereka diberi kehebatan itu. Sedangkan saya hanya seorang manusia yang bersyukur atas waktu yang terbatas ini.






~ Collection of other Articles, Stories & Quotes ~




Attitude (Sikap)

Toss the coin! Either side, I'll win!
It's all in attitude, brother.
Life is not only easy, it is also beautiful.
At any side you are in.
Accept your freedom. You were born with it.

-----
Lempar koin itu, sisi manapun yang tampak saya menang! 
Semua bergantung pada sikapmu, saudaraku.
Hidup tidak hanya mudah, tapi juga indah.
Di sisi manapun kau berada.
Terimalah kebebasanmu. Kau terlahir dengannya.





Persoalannya bukanlah pada seberapa kuat kau berdoa meminta sembuh, tetapi apakah kau mengizinkan dirimu untuk sembuh?

Persoalannya bukanlah pada seberapa kuat kau berdoa meminta rizki yang berlimpah, tetapi apakah kau mengizinkan dirimu untuk mendapat rizki yang berlimpah?





Dari 7 Principles of Hermetica, The Sacred Knowledge of Thoth: “The Principle of Vibration”
(Prinsip Vibrasi)

Dikatakan; “Nothing stands still, Everything moves.” (Tidak ada yang diam, segalanya bergerak).
Hanya Tuhan yang bisa diam sempurna. CiptaanNya pasti bergerak.
Maka memahami dan mendekatkan diri dengan Tuhan adalah dengan DIAM, fisik dan pikiran. 




Seperti lukisan abstrak karya pelukis tak dikenal. Pesannya hanya bisa dipahami kalau diberi perhatian utk dinikmati.

Begitu pula dgn alam ini. Kenali Penciptanya dgn mensyukuri ciptaanNya.




Ada sepotong roti di atas meja, dan hanya ada kau dan aku, sobatku. Tapi kau tampak sangat lelah dan lapar.
Ambillah roti itu semua untukmu.
Temani saja aku di sin sambil kau santap roti itu.

Ada sepasang sandal jepit. Ia tidak bisa dipakai sebelah saja, harus keduanya sekaligus. Tetapi ada kau dan aku di sini.
Pakailah keduanya, sobatku, agar ia dapat menjalankan fungsinya dan kau mendapatkan manfaatnya. Aku bertelanjang kaki saja.

Setiap kali kita bersaing akan selalu ada yang menang dan kalah. Mainkanlah peranmu utk menang, wahai sobat terkasihku, dan aku mainkan peran kalahku. Kunikmati saat ini selalu.
Sampai kita berjumpa lagi di kesempatan berikutnya.




Above Water

God keeps my head above water.
And even when I drowned, He shows me how to breath under. 
-----
Tuhan menjaga kepalaku di atas air.
Jikapun aku tenggelam, Ia menunjukkan padaku bagaimana bernafas di dalam air.





Stories
(Kisah-Kisah)

Nilai seorang manusia ditunjukkan dari kisah yang disampaikannya.
Sudah berapa lama kau hidup?
Apa saja kisahmu?





Semakin jauh kau berjalan, semakin banyak yang kau lihat, semakin banyak yang kau alami, semakin banyak yang kau pelajari, dan semakin yang dapat kau ceritakan.

Tulislah kisahmu.
Hidup ini untuk berpengalaman.
Kisahmu adalah warisanmu yang paling bernilai.





A good story is the one people read it again and again.
What makes a story good is it touches souls.
And why it touches souls? Because it is true.
Your story is your legacy.

----
Sebuah kisah yang bagus adalah yang dibaca orang berkali-kali.
Apa yang membuat sebuah kisah bagus adalah karena menyentuh jiwa.
Dan mengapa menyentuh jiwa? Karena ia adalah kisah nyata.
Kisahmu adalah warisanmu.





I live and die with Thee.
My body whirls around Thee.
Thou flow from within and without.
Thou are my above and below.
I feel Thy loneliness and longing.
I am Thy lover, and Thou are my Beloved.
I bow to Thee in Me.
Wheresoever I turn, I see Thy face. 

----
Aku hidup dan mati bersamaMu.
Tubuhku berputar mengelilingi-Mu.
Kau mengalir dari dalam dan dari luar.
Kau adalah atasku dan bawahku.
Aku merasakan kesendirianMu dan kerinduanMu.
Aku pencintaMu dan Kau adalah yang kucintai.
Aku bersujud padaMu di dalam diriku.
Kemanapun ku menghadap, aku melihat wajahMu.





Biarlah Tuhan Menjadi Saksimu

Ada seutas benang merah. Sangat jarang orang bisa menemukannya. Bahkan di sepanjang hidup mereka sekalipun. Jika kau berpegang padanya, ia akan memandumu menuju jawaban atas semua pertanyaanmu, pada asal kehidupanmu.

Maka, bersyukurlah bila kau sempat menemukannya. Benang itu sangat tipis dan hanya mampu dipegang oleh satu orang saja. Lebih dari itu ia akan rusak dan hilang.

Kebanyakan manusia merasa bangga atas temuannya dan merasa perlu menceritakannya kepada yang lainnya. Saat itu terjadi, benang merah itu pun menguap hilang entah kemana.

Namun karena kearifanmu, kau pegang benang merah itu, lalu kau tunjukkan terangnya cahayamu bagi segenap alam. Agar mereka mengikutimu tanpa harus melihat keberadaan benang itu.

Begitulah kau menjaga sesuatu yang hanya bisa disaksikan olehmu dan Tuhan sendiri. Dan kau manusia arif yang terang benderang bagai pelita di gelapnya malam.





Curiosity

Setelah kau selesai dengan BAGAIMANA, lanjutkan dengan MENGAPA.

Mengapa kita ada?
Mengapa Tuhan menciptakan kita?





I never asked for your help.
But you always knew when I needed a company.
Your presence heals me.
You are a Silent Healer.




I see more of the world when I close my eyes.






















~ Erianto Rachman ~


Tidak ada komentar: