Jumat, 27 April 2018

Chaitanya

चेतना  | Pure Consciousness




Mengenal Tuhan adalah mengenali bagaimana alam ini tercipta, dan bagaimana hubunganmu dengan-Nya.
Segalanya berawal dari sini.



Sat
सत्
Reality


Di abad ke-18, seorang Ahli Kimia asal Prancis, Antoine-Laurent de Lavoisier melakukan eksperimen dan berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa, air jika dipanaskan sampai habis menguap, dapat dirubah menjadi air kembali tanpa kehilangan satu gram pun. Lavoisier melakukan eksperimennya di dalam sistem tertutup sempurna, memanaskan air (materi) dengan arang, menangkap semua uap yang dihasilkan, dan memperhitungkan energi dari arang yang terbakar, alhasil ia dapat mengembalikan 100% air itu tanpa kekurangan satu gram pun. Bahkan ia harus menciptakan terlebih dahulu alat ukur (timbangan) yang sangat sensitif (yang belum pernah ada di masa itu) untuk menimbang air.

Lavoiser membuktikan bahwa di alam ini tidak ada yang hilang. Materi hanya berubah bentuk. Dan apa pun bentuk perubahan materi itu, jika dhitung / ditimbang kembali, massanya akan tetap sama dengan wujud awal dari materi tersebut.


Di abad ke-20, Fisikawan asal Jerman, Albert Einstein menerbitkan paper-nya yang memuat formula E=mc2 yang sangat terkenal itu; menyatakan bahwa Energi dan Materi adalah kesatuan sistem yang dapat saling dipertukarkan. Dengan kata lain; materi bisa berubah menjadi energi, dan energi bisa berubah menjadi materi.

Lalu, apa sesungguhnya materi? Dan apa sesungguhnya energi? Dapat kita jawab dengan pemahaman sederhana ini;
Materi adalah energi yang termampatkan di satu lokasi.
Energi adalah materi yang terurai -- dan berubah bentuk menjadi materi lain yang lebih ringan (atau sampai habis sama sekali) dengan melepaskan sejumlah energi dalam prosesnya.

Lalu ada yang bertanya kepada saya; "Bila demikian, mana yang ada lebih dulu di alam ini, materi atau energi?"

Ini mirip dengan pertanyaan, "mana yang ada lebih dulu, telur atau ayam?"

Menurut anda, apakah materi atau energi yang ada lebih dulu?
Jika anda suda membaca artikel-artikel saya terdahulu, tentu saja jawabannya adalah energi lebih dulu.

Alam semesta ini tersusun dari dua zat utama, yaitu energi dan materi.
Materi tercipta dari sebentuk energi dasar yang kemudian secara perlahan membeku dan termampatkan di berbagai lokasi, membentuk materi - gas, kemudian benda-benda langit seperti bintang, planet, dan galaksi. Sedangkan energi yang kita amati di alam adalah hasil dari perilaku dan interaksi antara materi-materi alam itu sendiri.

Ilmu pengetahuan berkembang pesat sejak itu. Manusia sudah sangat jauh menjamah lapisan terdalam dari tenunan komos (fabric of the cosmos) kita ini, dan menyatakan bahwa setiap pertikel fundamental di alam ini sesungguhnya adalah seuntai dawai energi (string), - energi yang sama yang sudah ada sejak alam ini diciptakan. Teorinya disebut String Theory.

String Theory berkembang dan menghantarkan manusia kepada cara pandang baru untuk alam semesta, lebih jauh - Realita kita ini. Bahwa realita ini tersusun dari satu jenis energi yang sama, namun dengan getaran yang berbeda menghasilkan partikel-partikel fundamental yang kita temukan di alam. Lebih dari itu, dinyatakan pula bahwa alam ini berdimensi-ruang 10, berlapis-lapis, yang menampakkan implikasi-nya dan menantang logika berpikir kita. String Theory berkembang menjadi M-Theory.

Saya ingin mengangkat satu implikasi dari M-String Theory ini yang menurut saya paling penting; yaitu Holographic Principles (Prinsip Holografis).
Singkatnya, saya menyimpulkan; bahwa alam semesta / realita kita yang multi-dimensi-ruang ini adalah proyeksi dari sekumpulan informasi yang tertulis di selembar membran (2D) di tepian luar (tapal batas, horison kosmos, Cosmic Horizon) alam / realita ini.
Satuan terkecil informasi di cosmic horizon 2D disebut bits. Sedangkan satuan terkecil informasi di dalam alam 3D kita ini disebut qubits (quantum bits).
Dalam geometrinya, wilayah 2D dimana informasi tersebut berlokasi disebut pixel, dan untuk geometri 3D disebut voxel.
Satu unit pixel terkecil sama dengan satu unit planck terkecil, dan dapat diisi oleh satu partikel fundamental.
Baca: Holographic Reality.

Terbuat dari apakah informasi di tapal batas itu? Energi.
Energi apa? Sains kita berhenti sampai di tapal batas ini. Kita tidak akan pernah tahu.


Prinsip Holografis adalah temuan penting dalam sejarah perkembangan pengetahuan manusia. Ia berhasil dengan sangat baik menjelaskan banyak fenomena alam yang selama ini menjadi misteri besar. Prinsip ini digunakan oleh limuwan untuk mengintip lubang hitam, menjelaskan Dark Matter dan Dark Energy, serta Quantum Entanglement, dan terakhir yang baru saja tersiar dan menurut saya cukup menghebohkan adalah apa yang dicetuskan oleh Fisikawan asal Belanda, Erik Verlinde.

Verlinde menyatakan bahwa space-time (ruang-waktu, dengan kata lain adalah realita itu sendiri), dan gravitasi, eksis karena peristiwa yang disebut Emergence (kemunculan). Kemunculan dari apa? Yaitu dari entanglement antara informasi-informasi yang berada di cosmic horizon (bits) dengan yang berada di dalam alam ini (qubits). Juga dari entanglement antara qubits- qubits di alam ini.

Dalam bahasa yang sangat mudah, dapat saya nyatakan;
Bahwa alam/realita kita ini muncul / eksis karena adanya entanglement antara apa yang ada di tapal batas alam ini dengan yang di dalam alam ini. Entanglement itulah yang kemudian menghasilkan pula gaya gravitasi. Verlinde menamai peristiwa ini dengan "Emergent Gravity".

Seketika itu di dalam kepala saya terbersit;
Bahwa entanglement yang dimaksud di sini tidak lain adalah persitiwa proyeksi dari apa (informasi) yang tertulis di tapal batas alam/realita ini. Yaitu proyeksi holografis dari sesuatu yang 2D ke dalam bentuk 3D.
Atau dengan kata lain, inilah persitiwa proyeksi realita kita.

Sekitar lebih dari dua bulan lamanya saya merenungkan gagasan yang dilontarkan oleh Verlinde. Beberapa artikel saya baca, dan banyak video public lecture dari Erik Verlinde yang saya tonton di youtube sampai saya dapat sedikit memahami apa yang diutarakannya.
Dan saya hanya mampu bergumam, "wow!"

Begitulah realita kita.


Renungan:

  • Alam semesta atau boleh kita sebut Keseluruhan Realita kita ini sesungguhnya adalah Energi. Dan hanya ada satu jenis energi. Tidak ada yang lainnya.
  • Energi tersebut sesungguhnya adalah proyeksi holografis dari sekumpulan informasi di luar sana (di hamparan membran/medium/zat 2D cosmic horizon). = Proyeksi holografis informasi 2D bits ke bentuk 3D qubits (multi-dimensi) -- yaitu realita kita.
  • Dengan demikian, terjalin koneksi yang abadi antara informasi bits dan qubits. Koneksi tersebut terjalin dalam bentuk entanglement.
  • Alam / realita adalah holografis. Kita eksis di dalam alam holografis.



Guhya Vijnana
गुह्य विज्ञान
Mystic Science


Perlu diperhatikan bersama, bahwa sains (science) seperti yang kita ketahui berakhir di realita holografis. Sains tidak dapat melanjutkan langkahnya melebihi batasan tersebut. 
Namun para pembaca setia Human Earth mungkin berpikir sama seperti saya, bahwa pengkajian kita masih bisa dilanjutkan melebihi batasan sains itu.

Saya berharap anda sudah membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya, karena saya akan melompat jauh di tulisan ini, yaitu; bagi saya, Prinsip Holografis dan Emergent Reality adalah satu lagi faktor yang membenarkan pemahaman saya selama ini; bahwa:
  • Oleh karena sifatnya yang holografis, maka alam / realita kita ini tidak lebih nyata dari informasi asalnya - sumbernya.
  • Alam ini ada karena ada yang memproyeksikannya. Proyeksi itu berasal dari sebentuk rancangan / desain agung (Grand Design) di horizon tapal batas realita ini sendiri.
  • Desain Agung terpoyeksikan berupa energi dasar yang berkutub (polarity duality).
  • Energi-energi dasar disebut Archetypal Energies (energi-energi pola dasar). Dari mereka kemudian termanifestasikan ke bentuk energi lain di bawahnya.
  • Sebagian energi yang yang terbawah kemudian berkumpul, terkompresi di lokasi-lokasi tertentu membentuk materi padat, seperti benda-benda langit dan seluruh penghuninya termasuk manusia.

Anda harus merenungkan baik-baik hal berikut;

Jika Tuhan adalah zat yang tunggal, maka semua ciptaan-Nya termasuk space-time atau ruang-waktu atau realita itu sendiri, eksis di dalam Tuhan.
Tuhan adalah pencipta ruang-waktu, maka Tuhan tidak memerlukan atau bergantung kepada ciptaan-Nya sendiri untuk eksis. Sehingga ruang-waktu eksis di dalam Tuhan.
Tuhan adalah Zat Tunggal. Tidak ada apa pun selain Tuhan.

Maka daftar di atas akan saya tambahkan / pertegas, sbb:
  • Realita ini ada yang memproyaksikan, yaitu Tuhan. Rancangan / Desain Agung adalah Energi dari Zat Tuhan, karena desain tersebut berada di bathin Tuhan.
  • Tuhan adalah Singular (Tunggal), sedangkan ciptaan-Nya yaitu seluruh realita / alam ini mengandung pengkutuban (Dualitas).
  • Jika semua berasal dari Zat Tuhan, maka semua yang eksis di alam ini Hidup.
  • Realita ini tidak nyata, yang nyata hanya Tuhan. 

Jika anda cukup teliti, terdapat pernyataan yang menggugah untuk saya terangkan di sini;

Bagaimanakah bentuk Desain Agung itu? Apakah memang secara harfiah berbentuk informasi berupa bits seperti 0 dan 1?
Desain Agung adalah Energi Tuhan itu sendiri. 

Lalu bagaimana wujud energi Tuhan itu? Pertanyaan ini sama dengan mempertanyaan wujud Tuhan. Kita tidak bisa menjawabnya. Tetapi kita bisa menggantikannya dengan; 
Energi Tuhan yang kemudian mewujud / termanifestasi menjadi alam ini adalah Kehendak. Tuhan berkehendak alam ini ada, maka ada-lah alam ini.

Darimanakah asal Kehendak itu sendiri?
Yaitu dari Kesadaran (Consciousness). Dalam hal ini adalah Kesadaran Tuhan itu sendiri.
Oleh karena Tuhan adalah Zat Tunggal, dan tiada apa pun selain Tuhan, maka Kesadaran-Nya adalah Kesadaran Murni (Pure Consciousness).

Kita sudah mulai memasuki inti dari tulisan saya. Harap diselami sedalam-dalamnya.
Saya tambakan lagi poin-poin di atas dengan;
  • Desain Agung adalah Energi Kehendak Tuhan. Kehendak Penciptaan. Dari yang Singular menjadi Dual.
  • Kehendak Tuhan itu berasal dari Kesadaran-Nya. Sehingga dapat kita katakan bahwa Kesadaran Tuhan-lah yang mewujud / termanifestasi menjadi alam ini.
  • Dengan demikian, kita juga bisa mengatakan; seluruh isi alam ini adalah makhluk yang hidup dan tercipta dari Kesadaran Tuhan, serta membawa / memiliki Kesadaran Tuhan.
  • Semua yang ada di alam ini adalah Energi Kesadaran Tuhan.



Chaitanya
चेतना
Pure Consciousness



Kembali ke awal tulisan ini, prinsip kesatuan materi dan energi;
Materi dan energi dapat dipertukarkan. Materi adalah energi yang termampatkan di satu lokasi. Dan energi adalah materi yang terurai.
Ini juga berlaku bagi Energi Kesadaran Tuhan. Seperti yang sudah saya paparkan di atas; seluruh alam ini adalah Energi Kesadaran Tuhan. Maka secara esensial semua yang ada di alam ini - semua bentuk materi - termasuk manusia adalah Energi Kesadaran Tuhan yang termampatkan di satu lokasi.
Kita adalah Energi Kesadaran Tuhan yang mewujud di alam ini.

Sejumput kecil atom uranium atau plutonium jika diluruhkan / dipisahkan susunan atomnya menjadi energi murni seluruhnya, akan melepaskan sejumlah energi yang teramat sangat besar dengan daya hancur yang luar biasa. Kita pernah saksikan ini dalam ledakan bom atom.

Sebagai materi, manusia juga bisa kembali ke wujud energi murni setelah jasad kita mati, kembali ke alam dan menyatukan energi kesadaran Tuhan kembali kepada seluruh alam dan kepada Kesadaran Tuhan murni.

Dapatkah kita melakukannya - meleburkan / menyatukan Energi Kesadaran Tuhan kita ini dengan Tuhan - sebelum kita mati?
Di dalam ilmu Sufi yang saya pelajari, memang inilah yang ingin dicapai - di Sufi disebut sebagai mati sebelum mati (to die before you die).

Bacalah tulisan saya terdahulu yang berjudul, Time.

Di tulisan itu saya memaparkan bahwa struktur realita ini adalah waktu. Waktu adalah struktur kerangka yang membentuk realita ini. Waktu teproyeksi lebih dulu, sedangkan space / ruang adalah sesuatu yang diproyeksikan kemudian - seperti membayangkan proyektor memproyeksikan gambarnya pada layar, frame demi frame. Dalam hal ini, sruktur waktu adalah layarnya. Maka setiap frame realita terproyeksikan pada satu garis waktu.

Pelaku spiritual, para meditator, akan berdiam diri dalam keheningan total, mematikan sementara semua indera fisiknya, menghentikan aktifitas akal, pikiran, dan egonya, kosong dalam kepasrahan total, menyisakan hal esensial hidup yaitu nafasnya saja, untuk merasakan denyutan realita yang tengah terproyeksikan/termanifestasikan. Karena di setiap jeda yang sangat tipis itu, terdapat esensi dari segalanya, yaitu Kesadaran Tuhan itu sendiri.

Dengan melakukannya secara rutin, tubuh kita akan merasakan keselarasan (attunement) antara Kesadaran Tuhan yang ada di diri ini dengan Kesadaran murni Tuhan. Keselarasan ini tentunya dicapai setelah tubuh kita mengalami pembersihan (cleansing) terlebih dahulu.

Keselarasan dapat dibayangkan seperti frekuensi. 
Ibarat kita adalah seutas dawai gitar, dan kita ingin memainkan nada dengan frekuensi yang sesuai / selaras dengan frekuensi Tuhan. Maka keselarasan frekuensi tersebut tidak mungkin didapat dengan memetik dawai yang berkarat. Karat itu akan dibersihkan secara alamiah seiring pencapaian kepahaman kita akan kebenaran hakiki.

Berangsur-angsur keselarasan itu akan terjalin, semakin baik, serta semakin kuat pula. Kesadaran Tuhan antara manusia dan Tuhan melebur. Energi yang dirasakan dan dihasilkan pun sangat besar.

Hidup anda akan mulai mengalami perubahan, karena cara berpikir anda berubah - anda mulai menggunakan logika illahi. Pandangan kehidupan berubah pula menyesuaikan dengan logika baru anda itu. Kesadaran pun meningkat. Dan anda pun memahami lebih banyak.

Anda menemukan jati diri anda yang sejati. Terjadi kemunculan dari yang selama ini tersembunyi. Anda mengalami transformasi besar. Bagaikan dari kepompong menjadi kupu-kupu.
Anda merasakan Tuhan!

Saya tidak akan menceritakan semua peristiwa yang akan terjadi secara detail, karena akan menjadi persepsi untuk anda. Anda harus menjalaninya dan merasakannya sendiri. Kepahaman hanya bisa dicapai dengan pengalaman. Dan pengalaman setiap manusia berbeda-beda. Perjalanan spiritual bersifat personal / individual, dan intim. Perjalanan ini adalah antara anda dan Tuhan saja.

Dari sini, anda dapat membaca dan meninjau kembali ke tulisan-tulisan saya sebelumnya dan menemukan validasi kembali atas kepahaman yang sudah anda capai. Dan melalui artikel ini, saya berharap anda mendapatkan pemantapan atas kepahaman anda itu - kepada ke kesempurnaannya - bagaimana segalanya dikuatkan, disempurnakan, oleh kepahaman anda akan Kesadaran Tuhan / Kesadaran Murni ini.






Tiada Tuhan selain Tuhan. Tiada apa pun selain Tuhan. Tuhan adalah Zat yang Singular. Tuhan adalah Zat yang Sendirian.
Tuhan adalah wadah dimana segalanya eksis. Semua ciptaan-Nya, seluruh realita ini eksis di dalam Tuhan.

Awalnya hanya ada Tuhan. Kemudian Tuhan berkehendak untuk menciptakan alam. Kesadaran Tuhan terproyeksi bagai proyektor yang menyorot cahaya film ke atas layar. Di layar itu kita wujud. Kesadaran Tuhan termanifestasi ke dalam Tuhan itu sendiri, maka jadilah alam ini, termasuk manusia.

Kesadaran Tuhan adalah energi dasar yang mengawali terciptanya seluruh alam ini. Energi Kesaaran tersebut berkumpul dan terkompresi di beberapa lokasi, menjadikan benda-benda langit yang ada, seperti bintang, planet, dan segalanya termasuk manusia. Segalanya di alam ini adalah manifestasi Tuhan.

Oleh karena manusia adalah proyeksi Tuhan, maka manusia memiliki semua sifat-sifat-Nya. Di dalam Sufi disebutkan, men are the agents of creations (manusia adalah agen penciptaan).

Mengenal Tuhan adalah mengenali bagaimana alam ini tercipta, dan bagaimana hubunganmu dengan-Nya.
Segalanya berawal dari sini.






Wahai manusia,
pandanglah ke dalam, kenalilah diri sejatimu,
maka kau sudah pasti akan menemukan-Ku.
Karena yang ada di seluruh alam juga ada di dalam diri.
Di alam kosmos, yang makro adalah yang mikro,
dan yang mikro adalah yang makro.

Pandanglah ke luar, dan kenali pula diri sejatimu.
Dirimu juga ada di setiap yang ada.
Karena esensimu adalah esensi-Ku..

Maka tidak ada yang lainnya di alam ini selain Aku.
Akulah dirimu, dan kamulah Aku.

Keberadaanmu adalah Aku.
Aku adalah keberadaanmu.






"Far into space, my SOUL traveled freely
into infinity's circle of light.

Forth then, my soul sped, throughout the Cosmos, 
seeing ever, new things and old; 
learning that man is truly space-born, 
a Sun of the Sun, 
a child of the stars.

Know ye, O man, whatever from ye inhabit, 
surely it is one with the stars. 
Thy bodies are nothing but planets revolving 
around their central suns."

--------------------

Jauh di dalam ruang, jiwa-ku berkelana dengan bebas
ke dalam lingkaran cahaya tanpa batas.

 Bergerak, jiwaku melaju melintasi Kosmos,
melihat segala hal, yang baru dan yang lama;
mendapati bahwa manusia seungguhnya terlahir di dalam ruang (kosmos),
Matahari dari Matahari,
anak dari bintang-bintang.

Wahai kau manusia, dimana pun kalian berada,
pastinya kalian berada satu bersama bintang-bintang.
Tubuh kalian tidak lain adalah planet-planet
yang berevolusi mengelilingi matahari-matahari di tengahnya.


(The Emerald Tablets of Thoth, Book IV: The Space Born)






~ Erianto Rachman ~


15 komentar:

Anonim mengatakan...

Cinta ..
Saya mencintaimu wahai diriku
Terima kasih untuk tulisan tulisan yang indah ini.

Unknown mengatakan...

Dalam kosong ada jeda kesadaran tuhan prakteknya kok sulit?

Tyan mengatakan...

Sangat membangunkan... namaste...

Erianto Rachman mengatakan...

Sampai dirimu paham.

Erianto Rachman mengatakan...

Namaste.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Sangat dalam banget pak . Aku tidak tau harus bagai mana menjelaskan rasa ini. Hanya ada rasa syukur dan rasa cinta . Terimakasih banyak guru ku namaste ��������������

Anonim mengatakan...

Tulis terus, hingga seluruh dunia damai dan bahagia karena anda.terimakasih banyak.

Unknown mengatakan...

Ini baru miniatur alam semesta...

Anonim mengatakan...

Apakah anda mempelajari cosmic intelligent melalui cosmic link? Tulisan2 anda ada kemiripan dgn apa yg diajarkan guru saya melalui meditasi cosmic link. Temukan Tuhan dalam "heningmu", tiada diri, tiada alam semesta, tiada Tuhan yg ada hanya Allah🙏🏻

Anonim mengatakan...

Salam, pak erianto rachman saya mahasiswi dari yogyakarta, ada sesuatu hal yang mau saya tanyakan & sedikit bersifat pribadi bagi saya. kalau berkenan mungkin bisa berbagi alamat email?

Erianto Rachman mengatakan...

Untuk menghubungi saya, bisa ke www.eriantorachman.com
di sana ada form. gunakan form itu. nanti kita lanjutkan di email.

dwajikak mengatakan...

Seperti menyaksikan matahari baru terbit. Seperti mereguk air langsung dari sumbernya dikala dahaga. Anda layak saya sebut Guru. Nuwun sewu. Namaste.

Erianto Rachman mengatakan...

@dwajikak:
Terima kasih sudi membaca tulisan saya.

Belajar mengatakan...

Warisan yang kekal dan berkembang. Maturnuwun