Kumpulan artikel singkat, kisah dan petikan seorang kelana, jilid ke-19.
Mental Blockage 1: Trauma
Penghadang Mental 1: Trauma
Sudah sering saya sampaikan di dalam seminar dan tulisan saya, bahwa salah satu blokade, penghadang, atau penghambat utama untuk kemajuan spiritualitas seseorang adalah; Trauma.
Tidak hanya di wilayah spiritual, tetapi juga meluas ke kehidupan. Trauma adalah penghambat utama kemajuan kehidupan, karir, usaha, rizki, jodoh, dll.
Tentunya trauma itu adalah kejadian di masa lalu yang menyakitkan. Sangat berbekas di sanubari sehingga menghambat langkah seseorang. Ada yang disadari maupun tidak. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk merenungkannya dan belajar untuk memurnikan trauma itu sehingga tidak lagi menjadi blok / penghadang.
Trauma bisa juga dikaitkan dengan karma. Suatu kejadian masa lalu yang berbekas dan menghuni jiwa sepanjang hidup. Dan menjadi peristiwa berulang. Kenapa berulang? Karena ia dipelihara.
Satu-satunya cara memurnikan trauma adalah dengan memaafkannya.
Maafkanlah orang yang pernah menyakitimu, maafkan dirimu sendiri yang pernah berbuat salah pada orang lain.
Maafkan semua!
Tentu tidak mudah. Tapi bisa dilakukan.
Dan ternyata, pemahaman mengenai trauma ini tidak cukup hanya sampai di situ. Karena trauma yang menjadi penghadang ini termasuk pula KEBIASAAN / habit.
Contoh:
Tanyakan pada dirimu sendiri (renungkan) apa yang menjadi penyebab kegagalanmu? Dalam usaha atau karirmu misalnya.
Adakah sikapmu atau habit-mu yang selama ini menjadi penghambat besarmu? Malas? Mudah menyerah? Pandangan prejudice (penuh curiga) dan negatif? atau rasa Takut?
Bagaimana jika kebiasaan / habit malasmu digantikan dengan Rajin? Tentunya hasilnya menjadi sangat berbeda, kan?
Bagaimana bila sikap mudah menyerahmu digantikan dengan pantang menyerah? Tentu arah hasil usahamu akan menjadi sangat berbeda!
Bagaimana bila sikap pandangan negatifmu digantikan dengan pandangan positif atas segala sesuatu? Tentunya hidupmu akan berbeda sepenuhnya!
Bagaimana jika sikap takutmu, rasa khawatir, digantikan dengan berani? Tentunya hidupmu akan terasa sangat mudah dan penuh harapan!
----------
Tentunya trauma itu adalah kejadian di masa lalu yang menyakitkan. Sangat berbekas di sanubari sehingga menghambat langkah seseorang. Ada yang disadari maupun tidak. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk merenungkannya dan belajar untuk memurnikan trauma itu sehingga tidak lagi menjadi blok / penghadang.
Trauma bisa juga dikaitkan dengan karma. Suatu kejadian masa lalu yang berbekas dan menghuni jiwa sepanjang hidup. Dan menjadi peristiwa berulang. Kenapa berulang? Karena ia dipelihara.
Satu-satunya cara memurnikan trauma adalah dengan memaafkannya.
Maafkanlah orang yang pernah menyakitimu, maafkan dirimu sendiri yang pernah berbuat salah pada orang lain.
Maafkan semua!
Tentu tidak mudah. Tapi bisa dilakukan.
Dan ternyata, pemahaman mengenai trauma ini tidak cukup hanya sampai di situ. Karena trauma yang menjadi penghadang ini termasuk pula KEBIASAAN / habit.
Contoh:
Tanyakan pada dirimu sendiri (renungkan) apa yang menjadi penyebab kegagalanmu? Dalam usaha atau karirmu misalnya.
Adakah sikapmu atau habit-mu yang selama ini menjadi penghambat besarmu? Malas? Mudah menyerah? Pandangan prejudice (penuh curiga) dan negatif? atau rasa Takut?
Bagaimana jika kebiasaan / habit malasmu digantikan dengan Rajin? Tentunya hasilnya menjadi sangat berbeda, kan?
Bagaimana bila sikap mudah menyerahmu digantikan dengan pantang menyerah? Tentu arah hasil usahamu akan menjadi sangat berbeda!
Bagaimana bila sikap pandangan negatifmu digantikan dengan pandangan positif atas segala sesuatu? Tentunya hidupmu akan berbeda sepenuhnya!
Bagaimana jika sikap takutmu, rasa khawatir, digantikan dengan berani? Tentunya hidupmu akan terasa sangat mudah dan penuh harapan!
----------
Sadarilah itu. Akui itu!
Jujur dan akui kelemahanmu itu!
Jangan banyak alasan lagi! Jangan menyalahkan kondisi atau orang lain!
Jika kau mampu mengakuinya / accept kelemahanmu, kau bisa memurnikannya.
Murnikan - MAAFKAN!
Kemudian program ulang dirimu untuk rajin, pantang menyerah, selalu positif dan BERANI!
Buktikan pada dirimu sendiri bahwa kau sudah mampu memaafkan orang lain dan dirimu sendiri dengan TIDAK LAGI menjadikan hal-hal di masa lalu sebagai alasan kegagalan atau kemunduranmu!
Buktikan pada dirimu sendiri bahwa kau sudah mampu memaafkan orang lain dan dirimu sendiri dengan TIDAK LAGI malas, mudah menyerah, berpandangan negatif dan takut!
Tidak ada yang mampu memurnikan trauma dan habbit-mu selain dirimu sendiri.
Tidak ada Healing, yang ada hanyalah SELF-HEALING!
Mengapa saya mengetahui ini?
Karena saya sudah mengalaminya sendiri.
Jujur dan akui kelemahanmu itu!
Jangan banyak alasan lagi! Jangan menyalahkan kondisi atau orang lain!
Jika kau mampu mengakuinya / accept kelemahanmu, kau bisa memurnikannya.
Murnikan - MAAFKAN!
Kemudian program ulang dirimu untuk rajin, pantang menyerah, selalu positif dan BERANI!
Buktikan pada dirimu sendiri bahwa kau sudah mampu memaafkan orang lain dan dirimu sendiri dengan TIDAK LAGI menjadikan hal-hal di masa lalu sebagai alasan kegagalan atau kemunduranmu!
Buktikan pada dirimu sendiri bahwa kau sudah mampu memaafkan orang lain dan dirimu sendiri dengan TIDAK LAGI malas, mudah menyerah, berpandangan negatif dan takut!
Tidak ada yang mampu memurnikan trauma dan habbit-mu selain dirimu sendiri.
Tidak ada Healing, yang ada hanyalah SELF-HEALING!
Mengapa saya mengetahui ini?
Karena saya sudah mengalaminya sendiri.
Diary 143:
Mental Blockage 2: External Influence
Penghadang Mental 2: Pengaruh Eksternal
Selain trauma, blokade atau penghadang, penghambat kemajuan spiritual dan hidup seseorang adalah Pengaruh Eksternal.
Pertama saya ingin dirimu memahami dulu yang saya maksud dengan "eksternal". Saya akan sangat gamblang di sini, mungkin anda akan kurang nyaman membacanya.
Eksternal adalah segala sesuatu di luar dirimu. Apa pun itu dan siapa pun itu. Saya ulangi sekali lagi; SIAPA pun dan APA pun di luar dirimu adalah eksternal bagimu.
Dari faktor SIAPA: adalah termasuk orang tua, kakak, adik, istri, suami anak, teman, tetangga, guru sekolah, guru spiritual, pemimpin, seluruh masyarakat, siapa pun tanpa terkecuali.
Dari faktor APA: adalah termasuk informasi dan pengetahuan yang kau dapat, baca, atau dengar di sekolah dan di masyarakat, ajaran formal dan non-formal termasuk agama, adat, budaya, apa pun tanpa terkecuali.
Maka, "Pengaruh Eksternal" adalah semua faktor eksternal (seperti yang telah saya sebutkan di atas) yang mempengaruhi pikiranmu, gerak-langkahmu, keputusanmu. Pengaruh ini bisa bersifat positif, yaitu yang membuatmu mantap dalam mengambil keputusan, termotivasi untuk bekerja dan berkreasi, semangat, berani, dll.
Pengaruhnya juga bisa bersifat negatif, yaitu yang membuatmu menjadi bimbang, khawatir, ragu-ragu, merasa salah, demotivasi, urung, juga takut dalam segala bentuk kegiatan dalam hidup - seperti mengambil keputusan, memulai usaha, pergi meninggalkan rumah untuk memulai karir baru di tempat lain, dll.
Yang kedua (negatif) itulah yang menjadi penghadang dan penghambatmu dalam spiritualitas dan kehidupan duniamu. Inilah yang sangat banyak saya temui di sekeliling saya. Dan hampir setiap hari orang datang berkonsultasi ke saya dilandasi pengaruh eksternal ini.
Banyak yang berkarir dalam hidup mereka tidak sesuai dengan passison mereka. Mengapa? Karena tuntutan orang tua, tuntutan kebutuhan hidup dari orang terdekat, tidak umum dilakukan, khawatir dikucilkan, dll... dll...
Banyak pula yang ketakutan belum mendapatkan jodoh. Mengapa? Karena khawatir pendapat orang lain, karena sudah berusia kepala-3, karena selalu disindir orang tua, dll, dll.
Banyak yang merasa letih bersandiwara. Mengapa bersandiwara - berperilaku yang bukan jati dirinya? Karena ingin diterima di masyarakat, diakui oleh lingkungannya, dll, dll.
Masih banyak lagi contoh-contohnya, terlalu banyak untuk disebutkan di sini. Hampir semua masalah yang dikonsultasikan ke saya memiliki penyebab yang sama, yaitu Pengaruh Faktor Eksternal.
Sudah terlalu lama manusia diperbudak oleh Eksternal mereka.
Cobalah renungkan. Gunakanlah otak dan akalmu serta nuranimu untuk merenungkan dan bertanya ke satu faktor yang sepanjang usia hidupmu TIDAK PERNAH kau perdulikan, yaitu FAKTOR INTERNAL-mu!
Diri Sejatimu!
Hampir semua eksternalmu tidak suka bila kau belaku berbeda dari mereka. Mereka tidak suka bila kau berhasil, sukses dalam hidupmu. Mereka ingin kau sama dengan mereka.
Renungkan! Berpikirlah! Jika kau memenuhi tuntutan mereka itu, apa yang kau dapatkan? TIDAK ADA, selain semakin menjauhkanmu dari jati diri sejatimu. Dan selamanya kau akan selalu dalam kurungan eksternalmu.
Pengaruh Eksternal adalah PENJARA hidup yang kau buat sendiri.
BEBASkanlah dirimu! Lepas bebas merdeka!
Dirimu adalah yang utama. Selain dirimu, adalah nomor dua.
Tidak ada yang lebih penting bagi dirimu selain dirimu.
Tunjukkan diri sejatimu! Jadilah diri sendiri! Kemudian Bebaskan!
Mengapa saya yakin ini? Karena saya sudah mengalaminya.
Saya tidak mungkin menjadi saya yang sekarang ini jika masih terkurung oleh Pengaruh Eksternal.
Masih mengenai Pengaruh Eksternal
Penanya:
"Mas saya punya masalah nih. Bisa tolong saya?
Usia saya 30 tahun, dan saya belum dapat jodoh.
Orang tua saya setiap malam selalu menanyakan kapan saya menikah. Tetangga pun selalu mengolok saya 'jombi' - Jomblo abadi."
Saya:
"Siapa yang mengatakan usia 30 tahun harus menikah?
Mengapa kamu harus risau dengan tekanan dari orang lain?
Orang tuamu sendiri adalah orang lain / eksternal.
Apakah peran orang tuamu dalam pernikahanmu? Tidak ada.
Kamu yang menjalani hidupmu sendiri, bukan mereka.
Kalau hidup di dekat mereka tidak nyaman, ya tinggalkan mereka.
Jodoh yang dipaksakan, apakah layak disebut jodoh?
Mengapa kamu stress oleh faktor eksternalmu?
Masalahmu ini dibuat olehmu sendiri.
Dan saya tidak melihat ini sebagai masalah!”
Kalau hidup di dekat mereka tidak nyaman, ya tinggalkan mereka.
Jodoh yang dipaksakan, apakah layak disebut jodoh?
Mengapa kamu stress oleh faktor eksternalmu?
Masalahmu ini dibuat olehmu sendiri.
Dan saya tidak melihat ini sebagai masalah!”
Masih mengenai Pengaruh Eksternal
Hubunganmu dengan Tuhan adalah Langsung / DIRECT tanpa perantara apa pun atau siapa pun. Tidak ada yang berhak berada di antara dirimu dan Tuhan. Bukan orang tua, bukan guru, bukan saudara, bukan teman, bukan adat, bukan budaya, bukan pula agama.
Tiada yang lebih penting dari hubungan langsungmu dengan Tuhan!
Selain dirimu, adalah orang lain / eksternal.
Dirimu adalah nomor satu, yang lainnya nomor 2.
Benahi dirimu sendiri dulu, baru pikirkan orang lain.
Benahi dirimu sendiri dulu, baru pikirkan orang lain.
Diary 144:
Mental Blockage 3: Perception
Penghadang Mental 3: Persepsi
Ini adalah faktor terakhir dari 3 faktor penghadang mental yang menjadi penghalang, penghambat perkembangan spiritual dan hidupmu. Dan ini yang paling signifikan sekaligus pembentuk realita jalan hidupmu.
Di dalam blog, artikel, dan seminar saya, saya kerap mengatakan bahwa PERSEPSI adalah senjata sekaligus musuh berbahaya bagimu. Saya ingin menjelaskan dulu kepadamu apa yang saya maksud sebagai persepsi. Persepsi adalah anggapan, prasangka, atau saya lebih suka dengan KETETAPAN-mu terhadap sesuatu.
Jika kau dikhianati sahabatmu, kau sakit hati, dan hidupmu menjadi berantakan. Kau menetapkan bahwa 'karena dikhianati, maka hidupmu berantakan.' -- Ini adalah Persepsimu. Dan hidupmu memang menjadi berantakan sesuai Persepsimu terhadap kejadian itu.
Persepsimu adalah Realitamu. Maka dirimulah yang menjadikan realitamu.
Apa pun yang kau persepsikan, menjadi realitamu.
Di dalam blog, artikel, dan seminar saya, saya kerap mengatakan bahwa PERSEPSI adalah senjata sekaligus musuh berbahaya bagimu. Saya ingin menjelaskan dulu kepadamu apa yang saya maksud sebagai persepsi. Persepsi adalah anggapan, prasangka, atau saya lebih suka dengan KETETAPAN-mu terhadap sesuatu.
Jika kau dikhianati sahabatmu, kau sakit hati, dan hidupmu menjadi berantakan. Kau menetapkan bahwa 'karena dikhianati, maka hidupmu berantakan.' -- Ini adalah Persepsimu. Dan hidupmu memang menjadi berantakan sesuai Persepsimu terhadap kejadian itu.
Persepsimu adalah Realitamu. Maka dirimulah yang menjadikan realitamu.
Apa pun yang kau persepsikan, menjadi realitamu.
Bagaimana kalau kau ubah persepsimu?
Kau menetapkan bahwa pengkhianatan sahabatmu terhadapmu TIDAK membuat hidupmu berantakan. Mungkin kecewa, tapi itu hanya reaksi sesaat. Sedangkan hidupmu akan selalu baik-baik saja.
Maka hidupmu akan baik-baik saja, sesuai persepsimu terhadap hidupmu.
PERSEPSI positif menjadikan realita hidup positif.
PERSPESI negatif menjadikan realita hidup negatif.
Simple ya? Tetapi terlalu banyak manusia dipenuhi rasa khawatir, takut, ragu, was-was, sehingga mereka cenderung berpersepsi negatif atas dirinya sendiri.
Darimanakah datangnya rasa khawatir, takut, ragu itu?
Jawab: Dari Pengaruh Eksternal (baca Diary 143 sebelumnya).
Kebanyakan orang berpersepsi bahwa trauma itu sulit bahkan tidak mungkin dimurnikan. Maka ia akan selalu tebelenggu oleh traumanya sendiri.
Kebanyakan pula orang berpersepsi bahwa ia harus takut, tunduk dan patuh pada segala aturan yang berlaku di lingkungannya atau takut pada anggapan orang lain. Maka ia akan selalu terbelenggu oleh pengaruh eksternalnya.
Sudah cukup berat untuk murni dari trauma dan lepas pengaruh eksternal, ditambah dengan membelenggu diri dengan Persepsi negatif atas dirinya sendiri. Kebebasan mental akan semakin sulit dicapai.
Bagaimana bisa merasakan nikmat dan rahmat Tuhan yang berkelimpahan ini bila demikian?
BEBASKAN dirimu dari PERSEPSI negatifmu!
BEBASKAN dirimu dari PERSEPSI Eksternal terhadamu!
Sedangkan Tuhan pun berkata, "Aku adalah sesuai persepsi manusia terhadapKu."
Begitu pula dengan; Dirimu adalah persepsimu terhadap dirimu sendiri.
Dan; hidupmu adalah persepsimu terhadap hidupmu.
Kau menetapkan bahwa pengkhianatan sahabatmu terhadapmu TIDAK membuat hidupmu berantakan. Mungkin kecewa, tapi itu hanya reaksi sesaat. Sedangkan hidupmu akan selalu baik-baik saja.
Maka hidupmu akan baik-baik saja, sesuai persepsimu terhadap hidupmu.
PERSEPSI positif menjadikan realita hidup positif.
PERSPESI negatif menjadikan realita hidup negatif.
Simple ya? Tetapi terlalu banyak manusia dipenuhi rasa khawatir, takut, ragu, was-was, sehingga mereka cenderung berpersepsi negatif atas dirinya sendiri.
Darimanakah datangnya rasa khawatir, takut, ragu itu?
Jawab: Dari Pengaruh Eksternal (baca Diary 143 sebelumnya).
Kebanyakan orang berpersepsi bahwa trauma itu sulit bahkan tidak mungkin dimurnikan. Maka ia akan selalu tebelenggu oleh traumanya sendiri.
Kebanyakan pula orang berpersepsi bahwa ia harus takut, tunduk dan patuh pada segala aturan yang berlaku di lingkungannya atau takut pada anggapan orang lain. Maka ia akan selalu terbelenggu oleh pengaruh eksternalnya.
Sudah cukup berat untuk murni dari trauma dan lepas pengaruh eksternal, ditambah dengan membelenggu diri dengan Persepsi negatif atas dirinya sendiri. Kebebasan mental akan semakin sulit dicapai.
Bagaimana bisa merasakan nikmat dan rahmat Tuhan yang berkelimpahan ini bila demikian?
BEBASKAN dirimu dari PERSEPSI negatifmu!
BEBASKAN dirimu dari PERSEPSI Eksternal terhadamu!
Sedangkan Tuhan pun berkata, "Aku adalah sesuai persepsi manusia terhadapKu."
Begitu pula dengan; Dirimu adalah persepsimu terhadap dirimu sendiri.
Dan; hidupmu adalah persepsimu terhadap hidupmu.
Masih mengenai persepsi
Ini adalah kejadian nyata;
Seseorang tidak berani lewat jalan yang dekat kuburan karena orang bilang sering ada penampakan pocong.
Orang itu berpersepsi bahwa: kalau lewat jalan itu, akan ada pocong, dan itu menakutkan. Sedangkan saya berpersepsi / Saya menetapkan, bahwa: Lewat jalan itu aman dan baik saja. Dan yang namanya pocong atau penampakan apa pun hanyalah ilusi dari rasa ketakutan saja (karena dekat kuburan - dan kuburan berkonotasi menakutkan). Maka saya tidak pernah melihat pocong. Sedangkan orang lain sering melihat pocong.
Jadi apakah pocong itu nyata? Siapa yang benar, saya atau dia?
Ini adalah bukti sangat sederhana bahwa Persepsimu menciptakan realitamu.
Diary 145:
Mystical Dialog with God (1)
Dialog Mistis dengan Tuhan - 1
Aku bertanya kepada Tuhan,
"Ya Tuhan, apakah syarat untuk masuk surga-Mu?"
Tuhan memberikan selembar kertas putih kosong kepadaku seraya berkata,
"Silakan kamu tuliskan sendiri syarat-syarat untuk masuk ke dalam surga-Ku."
Aku terkejut dan memandangi kertas kosong itu dengan pandangan kosong,
"Mengapa aku yang harus menuliskan syarat masuk ke dalam surga-Mu?"
Tuhan memberikan jawaban yang membuatku tersentak;
"Karena sesungguhnya tidak ada syarat apa pun untuk masuk ke dalam surga-Ku. Setitik tinta saja kau bubuhkan pada kertas itu, maka kau sudah menodai kemurnian surga-Ku, serta merubah gambaran surga yang hakiki bagi setiap orang yang membacanya. Persepsimu tehadap surga-Ku menjadi persepsi semua orang terhadap surga-Ku. Dan mereka akan selalu bertanya kepadamu untuk membimbing mereka - menjelaskan tulisanmu yang tidak mereka pahami itu.
Surga-Ku akan menjadi satu tempat yang terbatasi oleh kemampuan mereka mencernanya / memikirkannya. Karena kamu membuatkan batasan itu bagi mereka. Sehingga pula surga-Ku menjadi tempat yang berbeda bagi manusia di berbagai tempat. Mereka pun memperebutkannya, bersengketa untuk memenangkan surga mana yang terbaik."
Aku merenung lama, lalu aku bertanya lagi,
"Aku tidak mau menjadi penyebab kebingungan umat manusia mengenai kemurnian Surga-Mu. Aku tidak akan menuliskan apa pun pada kertas ini."
Tuhan menjawab;
"Kalau pun ada syarat untuk masuk ke dalam surga-Ku, adalah dengan menjadi putih kosong seperti kertas itu. Jadilah manusia yang paham, lalu masuklah ke dalam Surga-Ku dengan Ridho."
----------
Aku masih termenung dengan dialog yang terjadi itu. Tak lama kemudian mataku terbuka lebar - terkejut, dan tak sabar aku kembali bertanya;
"Ya Tuhan, bagaimana dengan neraka? Apakah syarat masuk neraka-Mu?"
Tuhan memberikan selembar kertas putih kosong kepadaku seraya berkata,
"Silakan kamu tuliskan sendiri syarat-syarat untuk masuk ke dalam neraka-Ku."
Aku sangat terkejut menerima respon itu. Tanganku bergetar tak sanggup menerima kertas itu. Aku menangis deras. Badanku bergetar dan tak sanggup duduk tegak. Aku tersungkur ke tanah, meringkuk menggigil bak kedinginan.
Tuhan berbisik ke telingaku,
"Aku tahu yang kau rasakan karena aku merasakanmu. Jika surga-Ku tanpa syarat, neraka-Ku pun tanpa syarat. Lalu mengapa harus ada surga dan neraka bila keduanya tanpa syarat? Karena sesungguhnya kamu hanya perlu memahami Aku!
Ke-ridho-anmu untuk-Ku adalah Ke-ridho-an-Ku untukmu.
Bila kau mampu menerima dualitas-Ku maka kau memahami Aku yang hakiki. Maka surga dan neraka sirna bagimu. Karena setelahnya hanya ada AKU!.
Jadilah manusia yang paham, lalu beradalah bersama-Ku dengan Ridho.”
Unconditional
Tanpa Syarat
Ada dua cara memadamkan api;
Pertama, adalah dengan meniadakan oksigen pada api, yaitu dengan menyiram dengan air atau menutup api dengan kain basah.
Kedua, bila api terlalu besar, adalah dengan mengisolasinya dari bahan-bahan yang mudah terbakar di sekelilingnya, sehingga api kehabsian bahan bakar, lalu ia pun akan padam dengan sendirinya.
Amarahmu layaknya api yang tengah berkobar. Ia dapat kau padamkan sendiri dengan segera menggantinya dengan hal-hal yang mengungguli api itu, yaitu dengan kerendahan hati dan rasa syukur.
Atau dengan mengucilkan dirimu sendiri dari umpan api yang dapat ikut terbakar karena amarahmu, yaitu orang lain. Dengan mengucilkan dirimu, kau memberi waktu amarahmu padam dengan sendirinya seiring waktu. Dalam pengucilanmu, bertenang dirilah, renungkan penyebab marahmu, terima itu sebagai pelajaran, lalu maafkan. Ada hikmah di balik setiap kejadian.
Tidak ada kejadian yang datang secara kebetulan. Setiap periatiwa merupakan rangkaian dari peristiwa sebelumnya. Bagai cerita bersambung. Semakin besar masalahmu, semakin banyak pelajaran yang bisa kau dapatkan.
Lampu tidak akan menyala tanpa adanya arus listrik negatif DAN positif.
Jadi, saat kau merasa low, negatif, marah, yakinlah bahwa hal itu juga membawa sesuatu yang positif.
Semakin baik suatu kejadian, semakin buruk kejadian yang menyertainya.
Buah durian yang lezat dilapisi kulit yang kuat dan tajam.
Keburukan adalah topeng dari sesuatu yang indah di baliknya.
Itulah Dualitas Kehidupan.
Lalu jika kau sanggup bertanya, adakah kebaikan tanpa syarat?
Pertama, adalah dengan meniadakan oksigen pada api, yaitu dengan menyiram dengan air atau menutup api dengan kain basah.
Kedua, bila api terlalu besar, adalah dengan mengisolasinya dari bahan-bahan yang mudah terbakar di sekelilingnya, sehingga api kehabsian bahan bakar, lalu ia pun akan padam dengan sendirinya.
Amarahmu layaknya api yang tengah berkobar. Ia dapat kau padamkan sendiri dengan segera menggantinya dengan hal-hal yang mengungguli api itu, yaitu dengan kerendahan hati dan rasa syukur.
Atau dengan mengucilkan dirimu sendiri dari umpan api yang dapat ikut terbakar karena amarahmu, yaitu orang lain. Dengan mengucilkan dirimu, kau memberi waktu amarahmu padam dengan sendirinya seiring waktu. Dalam pengucilanmu, bertenang dirilah, renungkan penyebab marahmu, terima itu sebagai pelajaran, lalu maafkan. Ada hikmah di balik setiap kejadian.
Tidak ada kejadian yang datang secara kebetulan. Setiap periatiwa merupakan rangkaian dari peristiwa sebelumnya. Bagai cerita bersambung. Semakin besar masalahmu, semakin banyak pelajaran yang bisa kau dapatkan.
Lampu tidak akan menyala tanpa adanya arus listrik negatif DAN positif.
Jadi, saat kau merasa low, negatif, marah, yakinlah bahwa hal itu juga membawa sesuatu yang positif.
Semakin baik suatu kejadian, semakin buruk kejadian yang menyertainya.
Buah durian yang lezat dilapisi kulit yang kuat dan tajam.
Keburukan adalah topeng dari sesuatu yang indah di baliknya.
Itulah Dualitas Kehidupan.
Lalu jika kau sanggup bertanya, adakah kebaikan tanpa syarat?
Ada. Yaitu Tuhan.
Maka berpihaklah pada Tuhan untuk dapat selalu menyikapi kejadian hidupmu dengan baik.
Dan berbuatlah kebaikan tanpa syarat, sehingga keburukan tidak menyertainya.
Maka berpihaklah pada Tuhan untuk dapat selalu menyikapi kejadian hidupmu dengan baik.
Dan berbuatlah kebaikan tanpa syarat, sehingga keburukan tidak menyertainya.
Diary 147:
CANCER
Kanker
Dari sekian banyak orang yang pernah mengidap penyakit yang paling ditakuti ini - kanker, dan sembuh, termasuk beberapa dokter, mereka mengatakan langsung kepada saya bahwa penyebab dan pemicu utama dari kanker adalah stress.
Sebenarnya bukan hanya stress, tetapi rasa tertekan berkepanjangan, atau stress berkepanjangan. Lalu stress itu karena apa? Stress disebabkan karena adanya masalah di dalam hidup yang tak dapat diselesaikan.
Jika Stress timbul karena masalah, apa itu 'masalah'?
Masalah timbul karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan.
Jika masalah timbul karena harapan yang tak terpenuhi, lalu apa itu Harapan?
Harapan adalah segala sesuatu yang diinginkan. Dan hampir semua harapan datangnya dari EKSTERNAL. Selain diri sendiri adalah eksternal. Maka harapan-harapan itu datang dari luar diri anda. Dan harapan inilah yang kemudian ditanamkan ke dalam pikiran anda sebagai SYARAT kehidupan yang bahagia untuk anda.
Contoh:
"Saya akan bahagia bila saya sudah mendapatkan istri / suami, bekerja dan berpenghasilan mapan, rumah, mobil, punya anak, menyekolahkannya di tempat yang terbaik, dll."
Sebenarnya bukan hanya stress, tetapi rasa tertekan berkepanjangan, atau stress berkepanjangan. Lalu stress itu karena apa? Stress disebabkan karena adanya masalah di dalam hidup yang tak dapat diselesaikan.
Jika Stress timbul karena masalah, apa itu 'masalah'?
Masalah timbul karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan.
Jika masalah timbul karena harapan yang tak terpenuhi, lalu apa itu Harapan?
Harapan adalah segala sesuatu yang diinginkan. Dan hampir semua harapan datangnya dari EKSTERNAL. Selain diri sendiri adalah eksternal. Maka harapan-harapan itu datang dari luar diri anda. Dan harapan inilah yang kemudian ditanamkan ke dalam pikiran anda sebagai SYARAT kehidupan yang bahagia untuk anda.
Contoh:
"Saya akan bahagia bila saya sudah mendapatkan istri / suami, bekerja dan berpenghasilan mapan, rumah, mobil, punya anak, menyekolahkannya di tempat yang terbaik, dll."
Termasuk harapan eksternal juga diantaranya:
"Saya akan bahagia bila saya bisa membahagiakan orang tua saya, sukses dalam karir, menjadi orang terpandang, dll."
----------
"Saya akan bahagia bila saya bisa membahagiakan orang tua saya, sukses dalam karir, menjadi orang terpandang, dll."
----------
Apakah kondisi itu baik? ataukah Buruk?
Semua itu akan menjadi buruk bila tidak terwujudnya dianggap sebagai masalah bagi anda. Masalah pun timbul, lalu menjadi tekanan untuk anda; merasa kecewa, menyesal, gagal, khawatir, gelisah, takut, dan anda pun stress.
Semua emosi - energi negatif itu menjadikan segalanya di dalam diri anda - sel-sel anda pun berperilaku negatif. Dan tidak hanya sampai di situ; energi negatif mengundang kejadian negatif lainnya. Ketertekanan anda menjadi bertambah - stress pun semakin menjadi-jadi.
Mengapa harapan yang tak terwujud harus menjadi masalah?
Renungkan hal ini dalam-dalam, anda akan tertawa sendiri akan betapa konyolnya hal ini.
Maka, musuh utama adalah EKSTERNAL.
Seumur hidup, anda hanya melihat ke luar, ke hal-hal dan harapan yang datang dari luar. Anda tidak pernah melihat ke dalam diri dan bertanya hal-hal yang esensial untuk hidup anda. Anda pun melekat pada yang eksternal dan apa pun yang tidak sesuai dengan eksternal menjadi masalah untuk anda. Anda tidak pernah melihat ke dalam dan bersyukur atas hidup anda.
Mereka yang survive dari Kanker menyatakan secara langsung kepada saya bahwa mereka sembuh, bahkan tanpa obat, tanpa kemo, dll setelah mereka ikhlas dan pasrah serta menerima hidup apa adanya, dan menemukan kebahagiaan di setiap jeda hidup, di kesederhanaan, di kebersahajaan. Tanpa rasa khawatir, tanpa gelisah, tanpa sesal, tanpa kecewa, tanpa takut sama sekali. Hanya ada bahagia dan rasa syukur.
Mereka membuat dokter-dokter mereka terkejut mendapati kanker di tubuh mereka berangsur hilang. Keajaiban yang tidak dapat dijelaskan oleh medis.
Sesungguhnya, saat diri anda merasa BEBAS Merdeka dari harapan, pengaruh dan tuntutan eksternal, saat diri ini tenang dan bahagia - bahagia yang timbul hanya dari hidup itu sendiri, tanpa syarat apa pun - Sel-sel di tubuh pun rilex dan mulai menyerap cahaya / energi illahi - dan memulai proses penyembuhannya secara alamiah. Sungguh simple bagaimana alam ini berperilaku.
Dan ini tidak berlaku hanya pada kanker, tetapi pada semua hal. Tidak hanya pada sel sakit, tetapi juga pada setiap sel di tubuh anda yang sehat. Sampai kepada cara berpikir dan kesadaran anda.
----------
Dalam suatu percakapan mengenai kanker ini, saya berkata;
"Mungkin kanker tidak akan ada obatnya, karena kanker merupakan cara bagi manusia untuk diingatkan akan anugerah terbesar yang sudah ada sejak kita dilahirkan, yaitu diri ini dan hidup itu sendiri.
Alam ini sudah baik sejak anda lahir, dan akan selalu baik sampai anda mati.
Tuhan bersifat Holistic (Menyeluruh), maka Rasa Bahagia merupakan penyembuh paling ampuh untuk seluruhnya, baik diri sendiri maupun seluruh alam."
“Apa tandanya bila saya sudah betul-betul ridho, pasrah, bahagia dan bebas dari pengaruh eksternal?”
Jawaban saya,
“Bila dirimu sudah siap mati kapan saja. Bahkan kematian pun bukan hal yang perlu kau khawatirkan apalagi kau takuti sama sekali.”
Dia pun bertanya lagi,
“Oh... tapi kok tidak logis, mas... kan seperti tulisan mas, saya harus merasa bebas tanpa kemerungsung... agar saya sembuh dari penyakit.”
Saya pun menjawab lagi,
“Kalau kematian saja sudah kau terima, mengapa kau sibuk menuntut sembuh? Itu artinya kamu belum bebas dan pasrah sepenuhnya.”
----------
Berbahagialah tanpa syarat!
Pasrahlah tanpa syarat!
Hanya ada dirimu dan Tuhan.
~ Collection of other Articles, Stories & Quotes ~
Jika kamu masih perlu mempertanyakan agamaku sebelum mau berdiskusi denganku, sebaiknya kita tidak berdiskusi sama sekali.
Jangan kau kutip isi kitab sucimu untukku. Ceritakan saja pengalaman pribadimu saat Tuhan berbicara kepadamu.
Jangan tanyakan apakah mereka sudah ikuti jalanmu.
Tanyakan saja pada dirimu, sudah berapa banyak yang tercerahkan hatinya karenamu.
Tuhan menciptakanmu dgn begitu sempurnanya.
Mengapa kau masih merasa rendah diri?
Divine Timing, when events are happening in the right time, place and with the right people.
Which then every moment is Divine.
Because you are!
-----
Waktu Illahi, adalah ketika peristiwa terjadi di waktu, tempat, dan bersama orang yang tepat.
Yang artinya setiap momen adalah illahiah.
Karena Dirimu adalah illahi!
Aku mencintaimu seperti Tuhan mencintaiku.
Dan aku sujud kepada Tuhan Semesta Alam, juga yang ada di dalam dirimu.
Ya Tuhan, kemanapun aku memandang, hanya ada DiriMu.
Termasuk pada dirimu, wahai saudaraku.
Terima kasih sudah hadir menemaniku.
Kau berikan aku mata, hidung dan telinga, agar aku bisa mengagumi semua karya cipta-Mu. Dan rasa, agar aku lebih memahami dan merasakanMu.
Terima kasih Tuhan.
Setetes cintaku kau balas dengan menenggelamkanku di dalam samudera CintaMu.
Lama aku mencari-Mu, ternyata Kau yang menemukanku di sini.
Pejamkan matamu, berdiamlah dalam gelap hening malam ini.
Apakah kau mendengarkan hatiku menyapamu?
Letakkan telapak tanganmu di dada, lalu ucapkan syukur sedalam-dalamnya untuk hidup ini.
If life is a Poem, then God must be a Poet.
Whenever I pray, He replies with the beauty of whole life.
-----
Jika hidup adalah puisi, maka Tuhan pastilah Sang Penyair.
Setiap kali aku berdoa, Dia menjawabku dengan keindahan seluruh hidup ini.
In my darkest days, I can feel happiness and courage.
Darkness then is an illusion.
-----
Di hari-hari tergelapku, Aku dapat merasakan bahagia dan keberanian.
Maka kegelapan adalah sebuah ilusi.
Kebanyakan orang hanya menaruh perhatian pada hal-hal yang mudah mereka pahami.
Itulah sebabnya mengapa banyak orang yang tidak menaruh perhatian pada Tuhan.
Perjalanan spiritualmu dimulai sejak kau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mereka anggap tabu itu.
Your journey begins with a question and an opened mind.
You may fail doing what you don't want.
So might as well fail doing what you love!
-----
Kau bisa gagal melakukan apa yang tidak ingin kau lakukan.
Jadi sekalian saja gagal melakukan yang kau cintai.
This is a school. A School of Mystics.
It has no wall, window, roof, or door.
The class is your whole life.
The Teacher is God.
And the graduation is death.
-----
Ini adalah sebuah sekolah. Sekolah Mistik.
Tidak berdinding, jendela, atap ataupun pintu.
Kelasnya adalah seluruh hidupmu.
Gurunya Tuhan.
Kelulusannya adalah kematian.
Meditasi melatih mengenali dan melepaskan yang tidak esensial di dalam hidupmu, kemudian fokus hanya kepada yang esensial.
My heart is a vast field where beautiful flowers like you can blossom and grow.
You make me beautiful.
-----
Hatiku adalah padang luas dimana bunga-bunga cantik seperti dirimu dapat bermekaran dan tumbuh.
Kalian membuatku cantik.
Everyday is A Lovely Day.
Everyday I fee loved by Thy beauty.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar