Sabtu, 30 Juli 2016

Meditation





"Sejatinya, aku adalah keteraturan, aku adalah ketenangan, aku adalah satu yang sempurna.  
Maka, temuilah aku di dalam keteraturanmu, temuilah aku di dalam ketenanganmu, temuilah aku di dalam kesendirianmu."

---------------


Edisi 1.5


Penting: Tulisan saya ini sebaiknya dibaca bila sudah membaca artikel-artikel saya yang lain. Karena di sini saya banyak merujuk kepada artikel-artikel terdahulu.

Di antara artikel-artikel yang perlu dibaca adalah:
Banyak yang bertanya kepada saya mengenai meditasi dan saya selalu menolak menulis artikel khusus mengenai meditasi. Mengapa? Karena pengalaman dalam bermeditasi berbeda bagi setiap orang. Satu orang tidak bisa mengharapkan pengalaman yang sama dengan orang lainnya. Dan bila seseorang mencoba menceritakan pengalamannya dalam bermeditasi, maka ia secara sengaja maupun tidak sengaja telah menanamkan persepsi kepada orang lain tersebut. Sedangkan persepsi adalah satu hal yang perlu dihindari. Mengapa demikian? Silakan baca artikel saya yang lain mengenai persepsi ini.

Seorang guru yang sedang membimbing muridnya dalam meditasi hanya akan membantu mengawali dan mengawasi meditasi murid-muridnya. Seperti bagaimana posisi atau sikap tubuh yang baik, bagaimana bernafas yang baik, mengarahkan pikiran saat meditasi, dan lainnya seputar itu, tetapi tidak pernah meminta murid untuk melakukan atau mencari sesuatu yang spesifik yang didasari dari pengalaman pribadi sang guru. Sesuatu yang spesifik itu adalah persepsi yang akan menjadi jebakan, dan si pelaku akan tersesat.

Guru akan meminta murid-muridnya untuk melakukan meditasi sendiri-sendiri. Lalu murid akan diminta menceritakan apa yang dialami atau dirasakannya saat meditasi. Cerita ini sebaiknya disampaikan sendiri-sendiri tanpa didengar oleh murid yang lain. Mengapa? lagi-lagi karena pertanyaan atau pendapat orang lain akan menjadi persepsi bagi yang lainnya. Murid yang lain akan merasa harus mengalami apa yang dialami oleh rekannya dalam meditasinya. Dan bila ia tidak mengalaminya, ia akan frustasi. Setidaknya mereka hanya boleh saling bercerita bila sudah mencapai suatu tingkat kematangan tertentu.

Definisi meditasi dapat anda cari di internet. Anda akan mendapati beragam jawaban di sana. Namun jawaban terbaik adalah yang datang dari pengalaman. Pengalaman anda sendiri.

Berangkat dari dua pertimbangan di atas; yaitu tidak berpersepsi dan pengalaman, saya akan membatasi diri dalam menulis mengenai meditasi, namun akan saya coba membagikan pengalaman saya dalam kapasitas yang cukup. Sehingga anda dapat melakukan meditasi anda sendiri tanpa harus ada persepsi dari saya dan terpaku pada apa yang saya katakan.

Saya pun tidak akan membagi-bagi atau menggolong-golongkan meditasi. Karena bagi saya meditasi semua adalah sama. Dan saya tidak akan menggunaan istilah-istilah khusus. Sebagai contoh, Saya tidak akan menjelaskan apa itu Anapana, Vipassana, Reiki, atau lain-lainnya. Jadi, anda akan cukup banyak menemukan penjelasan saya yang pernah anda ketahui sebelumnya.


Consciousness & Awareness
(Kesadaran dan Keawasan)

Meditasi adalah usaha untuk melatih pikiran (mind). Melatih pikiran untuk apa? Yaitu agar kesadaran (consciousness) kitalah yang mengendalikan pikiran kita, bukan sebaliknya. Maka pada praktiknya, meditasi diawali dengan menjadi pengamat - yaitu mengamati pikiran kita sendiri. Selama hidup kita kita jarang atau mungkin tidak pernah mengamati pikiran kita sendiri karena kita tidak sadar bahwa kita bisa melakukannya. Melatih mengamati pikiran sendiri adalah bagaikan melihat diri sendiri sebagai orang lain. 

Contoh: Saya mengamati diri saya yang bernama Erianto ini sedang menulis blog ini. Di dalam benak saya, saya berkata, "Erianto sedang menulis blog."

Erianto-lah yang menulis blog ini ini bukan saya. "Saya" adalah diri saya yang sesungguhnya. Sedangkan Erianto adalah sebentuk manifestasi dari kesadaran saya - yang berwujud fisik dan selalu melakukan aktifitas fisik di dunia. Maka "saya" adalah bentuk kesadaran.

Pengamatan terhadap diri sendiri ini sebaiknya dilakukan terus menerus dalam kondisi terjaga penuh. Ini merupakan meditasi dalam kondisi terjaga. Dari mulai anda bangun di pagi hari hingga beranjak tidur di malam hari, anda seyogyanya senantiasa tanpa henti melakukan pengamatan ini. Kegiatan ini akan membangkitkan kesadaran anda yang selama ini diam. Dan nantinya anda akan memahami dengan baik apakah yang disebut dengan "Kesadaran" itu.

Mengutip kalimat dari Anand Krishna, "Meditasi adalah gaya hidup."
Meditasi tidak hanya berdiam diri dan melakukannya di waktu-waktu khusus. Melainkan, meditasi sepatutnya dijadikan gaya hidup dan dilakukan sepanjang waktu saat anda terjaga.

Jika ini terus dilatih, anda akan mencapai tingkat keawasan (awareness) yang baik atau kuat terhadap diri sendiri. Kerena selain anda mengamati diri anda yang positif, anda akan juga menemukan dan mengamati diri anda yang negatif. Pengamatan terhadap diri tidak dapat dipilih-pilih. Anda akan menghadapi realita yang sesungguhnya tanpa pemilah-milahan sesuka selera anda. Suatu ketika anda akan mengamati diri anda yang bersikap atau berucap baik pada orang lain (positif), dan suatu ketika anda akan mengamati diri anda yang bersikap atau berucap tidak baik (negatif). Kesadaran anda mampu melihat keduanya. Dan pada tingkat kedewasaan kesadaran anda yang akan anda capai nantinya, anda akan mampu mengamati diri anda sendiri sebelum diri anda bertindak. Maka selanjutnya adalah keawasan anda akan mampu bertindak lebih dulu untuk mencegahnya. Mencegah yang positif maupun mencegah yang negatif. Ini adalah pilihan kesadaran anda. 

Lama-kelamaan, peningkatan kesadaran yang disertai peningkatan keawasan akan menjadikan anda orang yang mampu menjaga sikap anda dan menahan diri dari luapan emosi yang berlebihan. Anda menjadi lebih dewasa dan lebih bijak.

Saya mohon anda dapat memahami apa yang saya paparkan di atas. Tampaknya sederhana. Ya, memang sangat sederhana. Jika anda bertanya, "Kapan saya dapat mengetahui bahwa saya sudah cukup 'sadar' dan 'awas' akan diri saya sendiri?", atau "Sudah sampai di tingkat manakah kesadaran saya?", pertanyaan seperti inilah yang harus anda tanyakan dan diskusikan sendiri dengan guru atau pembimbing anda. Hanya dari pertanyaanlah maka akan ada jawaban. Tanpa bertanya, tidak akan ada jawaban.

Mengenai "Tingkat Kesadaran", saya menggunakan penjabaran yang sudah saya tuangkan di dalam tulisan saya sebelumnya, "The Great Attractor". Mohon anda membaca artikel saya itu.


Knowledge is Mandatory. Knowledge is Knowing.
(Pengetahuan adalah Syarat Wajib. Pengetahuan adalah Kepahaman.)

Dalam melakukan pengamatan terhadap diri sendiri, anda akan juga mengamati semua hal di luar diri anda. Alam ini selalu bereaksi terhadap apa yang anda pikirkan dan yang anda lakukan. Akan timbul banyak pertanyaan di benak anda. Anda memerlukan guru atau teman seperjalanan untuk menanyakan pertanyaan anda dan mendiskusikannya untuk mendapatkan jawaban yang terbaik.

Bersyukurlah bila anda memiliki seorang guru atau teman yang mampu menawarkan jawaban kepada anda. Jawaban terbaik yang anda peroleh dari mereka akan anda kaji kembali, sampai anda akan dapat menemukan jawaban atau kesimpulan terakhir - bukan lagi yang terbaik, namun yang benar. Bukan pula yang benar karena pendapat orang lain, keputusan kelompok, doktrin atau pun dogma, tetapi kebenaran yang hakiki.
"Truth is not democratic."
(Kebenaran yang hakiki tidak bersifat demokratis)
Sebelum menemukan kebenaran yang hakiki, akan terjadi pertikaian di dalam diri. Hal ini terjadi pada hampir semua orang yang saya temui. Umumnya, pertikaian itu adalah pertentangan antara apa yang mereka pahami selama hidup mereka yang tidak sesuai dengan apa yang mereka dapatkan sekarang setelah menempuh awal perjalanan spiritual mereka. Banyak pertanyaan serupa ini; "Mengapa tidak sama?", "Mengapa terbalik?", "Mengapa semua ini menjadi salah?", "Jadi Tuhan itu apa?" dan lain sebagainya.

Sang guru kemudian akan meminta muridnya untuk mengosongkan cangkir mereka.
"Prepare an empty cup!"
(Sediakan cangkir/cawan kosong!")
Ini adalah peristiwa sangat penting dalam memulai perjalanan spiritual. Hidup seseorang selama ini sudah dipenuhi oleh ajaran-ajaran di sekolah, di tempat-tempat ibadah, dan di masyarakat. Semuanya sudah tertanam di dalam otak dan menjadikan semua itu kebenaran yang mutlak. Namun tidak semuanya adalah kebenaran yang mutlak. Atau boleh saya katakan, seseorang harus membuka atau menjabarkan kembali kebenaran yang diketahuinya dengan pemahaman lebih luas yang di dasari oleh kebenaran yang hakiki. Setidaknya, seseorang harus rela untuk menerima masukan dan mengkaji ulang semua yang dipahaminya selama ini guna mendapatkan kebenaran yang hakiki.

Hal ini tidak akan mungkin dilakukan bila seseorang tidak mau membuka dirinya secara utuh. Ia tidak mempercayai orang yang ia angkat sebagai gurunya. Ia bersikukuh atau berpegang teguh pada pengetahuan yang sudah dimilikinya dan bersikap apa pun yang tidak sesuai tidak akan ditanggapinya. Ia memiliki cawan hati yang penuh dan tertutup. Orang yang seperti ini sudah pasti tidak akan menemukan apa pun dalam perjalanan spiritualnya. Ia tidak akan menemukan apa pun dari meditasinya.

Banyak praktik meditasi yang memfokuskan hanya untuk olah nafas dan kesehatan. Namun di sini saya tidak mengulas meditasi yang hanya sampai di situ. Saya mengulas mengenai meditasi secara keseluruhan - yang juga berupa perjalan ke dalam diri, menyelami tingkat kesadaran terdalam. Bagi yang besungguh-sungguh, perjalanan spiritual dan meditasi saling berkaitan. Yang melakukan meditasi akan mengarungi jalan spiritual. Dan yang mempelajari spiritual akan tergerak untuk melakukan meditasi.

Di dalam kultur lain, meditasi adalah perenungan (contemplation), di Islam disebut Tafakur. Tafakur didefinisikan sebagai perenungan mengenai kebenaran, yang kemudian akan menghantarkan pelakunya kepada pemahaman sempurna akan Tauhid. Di dalam meditasi ini, biasanya kita diminta untuk melakukan pengingatan terhadap Tuhan dengan cara menyebut nama Tuhan terus menerus (Dhikr). Dan secara ensensial, apa yang saya ulas di dalam tulisan saya ini adalah sama dan berlaku untuk siapa saja, tanpa kekhususan dari suatu budaya tertentu.

---------------

Anda bagaikan memasuki alam baru, hutan belantara yang belum pernah anda masuki sebelumnya. Sangat banyak yang anda tidak ketahui. Pengetahuan yang anda miliki tidak cukup atau tidak sanggup, atau lebih parah lagi - bertentangan dalam menyikapi/merespon semua yang anda temui di alam baru ini. Semakin banyak yang anda tidak tahu, semakin lama pula anda berada di dalam alam ketidaktahuan ini. Di sinilah pentingnya pengetahuan. Maka saya tegaskan; pengetahuan adalah syarat mutlak. Dengan pengetahuan, anda akan memahami apa yang anda alami dan akan mampu dengan baik dalam menyikapinya.

Dan di sini pulalah cawan anda harus kosong. Anda boleh kesampingkan dulu cawan lama yang sudah penuh. Lupakan sejenak. Lalu siapkan cawan baru yang benar-benar bersih dan kosong. Anda dalam kondisi polos yang tidak tahu apa-apa, siap mengisi cawan baru anda dari awal. Mengapa demikian? Saya tidak akan secara detail menceritakannnya kepada anda karena akan menjadi persepsi yang menyesatkan anda. Tetapi sebaiknya sedapat mungkin meminimalkan pertentangan di dalam diri. Anda lebih baik banyak bertanya ketimbang menyimpannya sendiri, atau mengintip cawan lama penuh anda untuk melakukan perbandingan.

Pengetahuan seperti apakah yang perlu anda ketahui?
Seluruh isi blog saya merupakan sekelumit kumpulan pengetahuan itu. Saya menuliskan semua itu untuk anda.
Saya mengatakan sekelumit, tidak banyak, namun saya harap cukup untuk dapat menghantarkan anda ke dalam perjalanan meditasi dan spiritual anda.


Meditation & Spirituality
(Meditasi dan Spiritualitas)

Di awal tulisan ini, saya menyebutkan bahwa meditasi adalah usaha untuk membangkitkan kesadaran dan keawasan terhadap diri sendiri maupun alam sekitar.
Sedangkan spiritual adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki. Sumber kebenaran hakiki adalah Tuhan itu sendiri. Dialah Sang Attraktor Agung, Sang Singular.

Jika kedua hal ini; meditasi dan spiritual dipadukan, maka kita akan mendapatkan tujuan akhir dari meditasi yaitu mencapai kesadaran tinggi yang memahami hakikat dari Tuhan.

Saya sudah cukup banyak menulis mengenai Tuhan. Dan saya sudah menjelaskan semampu saya mengenai Tuhan yang Satu, Singular, Tuhan tanpa atribut, Tuhan yang sejati. Sampainya saya pada pemahaman ini memerlukan pembelajaran yang tidak sebentar, termasuk cobaan hidup yang tidak ringan. Akan tetapi semua itu tidak sia-sia dan justru sangat saya syukuri.

Banyak yang berusaha mencari Tuhan namun tidak menemukan. Karena kebanyakan orang mencari Tuhan yang sesuai dengan apa yang diajarkan pada mereka. Mereka mencari Tuhan yang mengenakan atribut tertentu, wujud tertentu, kondisi tertentu, atau pun dengan perilaku tertentu, berdasarkan agama masing-masing.

Selama menempuh perjalanan spiritual, secara perlahan mereka mulai menanggalkan atribut Tuhan satu per satu. Hingga sampailah mereka kepada Tuhan yang tanpa atribut. Tuhan tanpa wujud, Tuhan tanpa kondisi, Tuhan tanpa syarat, yang selama ini sudah ada di hadapan mereka namun mereka tidak menyadarinya. Dan pada akhirnya mereka menerima Tuhan apa adanya.


Meditation & Imagination
(Meditasi & Imajinasi)

Di sini logika anda akan mulai dipermainkan. Anda terbiasa dengan percaya pada sesuatu bila sesuatu itu ada di hadapan anda, dapat dirasakan, dapat dicium atau dapat disentuh. Akan tetapi dalam meditasi, anda akan diminta membayangkan sesuatu yang tidak ada, yang kemudian secara perlahan akan menjadi ada, dapat dirasakan, bahkan dapat terlihat. Apakah ini halusinasi? Bukan. Inilah imajinasi anda yang kemudian terwujud menjadi nyata.

Inilah logika baru anda. Dan inilah kebenaran. Percaya sesuatu terlebih dahulu, barulah sesuatu itu akan ada. Ini disebut manifestasi. Manifestasi adalah topik tersendiri yang tidak saya ulas di sini.

Sesungguhnya semua peristiwa ada penjelasannya. Lagi, semua itu sudah pernah saya tulis sebelumnya. Anda akan lebih mudah memahami semua ini bila anda memiliki pengetahuan mengenainya. Knowledge is Knowing!


Sensation & Energy
(Sensasi & Energi)

Posisi meditasi awal adalah posisi yang paling nyaman untuk si pelaku - duduk bersila di atas alas yang lembut, postur badan tegak namun santai tanpa ketegangan sedikit pun, agar tubuh bisa berada pada postur ini untuk waktu yang lama. Bernafas dengan panjang dan santai, rilex, sampai hilang semua ketegangan, dan hanya fokus pada nafas. Karena bila tubuh manusia diam, yang tinggal hanyalah nafasnya saja. Oleh karena itu, kita gunakan nafas untuk melatih perhatian kita.

Di kondisi ini biasanya para pelaku akan mengalami berbagai macam rasa. Ini adalah sensasi. Ia harus menceritakannya kepada guru dan guru harus senantiasa memantau perkembangan ini, agar sang murid tidak terjebak di dalam rasa.
Apa maksudnya "terjebak di dalam rasa?"

Di awal perjalanan, seseorang akan merasakan sensasi yang berasal dari otaknya. Karena otak manusia selalu aktif. Begitu mata terpejam, khayalannya akan mulai liar berkelana ke sana kemari. Terbayang benda-benda, orang-orang, atau teringat sebuah kejadian di masa lalu, sampai membayangkan (mengkhayal) sesuatu yang diinginkannya terjadi di masa depan. Pelatihan meditas mengharuskan pelaku untuk tidak membiarkan pikirannya pergi seperti itu. Ia harus mampu mengembalikan fokusnya pada nafasnya.
Sensasi seperti ini dapat menimbulkan rasa nikmat dan lena, kemudian ia cenderung membiarkan pikirannya melayang-layang. Inilah salah satu yang dimaksud terjebak dalam rasa.

Setelah keliaran pikiran dan sensasi dapat diatasi, dan dalam waktu yang cukup, misal, 20-30 menit, maka ia sudah bisa dikatakan stabil. Mencapai kondisi stabil ini ini tidak dalam satu-dua hari, tetapi sebagian orang ada yang membutuhkan berbulan-bulan. Kesabaran dan ketekunan sangat penting di sini.

Ada yang bertanya kepada saya, "Saya tidak bisa tenang untuk meditasi karena banyak pikiran pekerjaan."
Terjadilah dilema seperti; apa yang muncul lebih dulu, telur atau ayam?
"Apakah kita harus tenang dulu untuk meditasi, ataukah kita meditasi untuk menjadi tenang?"
Saya hanya bisa tersenyum padanya dan menjawab, "Lakukan saja dengan teratur apa pun kondisimu, maka nanti kau akan memahaminya sendiri."

Nafas di dalam meditasi adalah nafas yang teratur sambil mengimajinasikan nafas anda mengalir sepanjang tulang belakang. Yaitu masuk dari ubun-ubun kepala mengalir ke bawah hingga ke ujung bawah tulang belakang, lalu dihembuskan sambil membayangkan aliran nafas itu mengalir kembali ke atas sepanjang tulang belakang - dari ujung bawah tulang belakang ke luar dari ubun-ubun kepala.

Aliran nafas yang diimajinasikan mengalir sepanjang tulang belakang adalah aliran energi alam. Baik anda sadari maupun tidak, anda sudah menggunakan energi di alam ini. Energi itu akan semakin nyata. Dari yang awalnya berupa imajinasi, menjadi sesuatau yang nyata. Energi tersebut membersihkan jalur energi ini (tulang belakang) - jalur energi yang dinamakan Sushumna

Sushumna yang bersih bagaikan logam yang digosok searah oleh magnet secara terus-menerus hingga logam itu akan menjadi magnet pula. Di jalur energi yang sudah selaras dengan energi alam tersebut akan menyentuh simpul-simpul di sepanjang jalurnya. Simpul-simpul ini adalah Chakra. Ada 7 Chakra utama atau chakra mayor yang letaknya tepat berada di lajur Sushumna. Dan ada 353 Chakra minor yang letaknya di berbagai lokasi di tubuh kita. Sehingga total ada 360 titik chakra.

Tujuh chakra utama anda akan mulai aktif dan menjadi sensitif. Chakra adalah jalur keluar masuknya energi. Bila aktif, maka anda akan memiliki tujuh indera tambahan selain panca indera fisik yang sudah anda gunakan selama hidup anda.
Chakra ini mulai merasakan energi-energi di alam.

Perlu diingat dari tulisan-tulisan saya sebelumnya, bahwa seluruh alam ini adalah energi. Tidak ada di alam ini yang bukan energi. Di tahap ini anda akan mulai merasakan energi-energi alam yang banyak, besar, dan luas. Dan sudah sering saya katakan pula bahwa energi itu hidup. Anda akan merasakan 'kehadiran' energi-energi itu dalam wujudnya yang beragam. Energi-energi ini akan menimbulkan sensasi rasa pada anda. Dan bila anda menaruh perhatian padanya, anda juga akan bisa terjebak di dalam rasa ini. Yang harus anda lakukan adalah cukup mengakui keberadaannya saja, kemudian anda bisa melanjutkan perjalanan anda.

Getaran-getaran energi yang anda rasakan akan anda terima secara utuh. Anda tidak bisa memilah-milahnya. Anda akan menerima energi alam dengan polos, apa adanya. Indera-indera akan menjadi cukup sensitif untuk merasakan yang baik dan yang buruk, yang positif dan negatif secara seimbang.

Maka, sekali lagi, adalah sangat penting untuk selalu berkonsultasi kepada guru / pembimbing agar anda tidak terjebak dalam sensasi rasa energi ini, sehingga dapat melanjutkan perjalanan anda. Namun bila anda ingin berhenti sampai di sini, itu hak penuh anda.

Jika tekad anda teguh, maka masih ada lautan luas nan dalam yang harus anda selami. Karena perjalanan kita bukan untuk bertemu dan merasakan energi saja, melainkan terus ke dalam. Lebih ke dalam... dan terus lebih ke dalam lagi...
Sampai dimana? Bacalah artikel-artikel saya yang lain. Sedalam itulah.


The Ultimate Spiritual Journey
(Perjalanan Spiritual Pamungkas)

Energi dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti penyembuhan (Healing) dan manifestasiPengetahuan mengenai ini sudah pernah saya jabarkan dengan cukup detail di tulisan saya. Namun saya ingin mengajak anda untuk bergerak lebih jauh, esensi dari meditasi adalah perjalanan spiritual.

Perjalanan spiritual terjadi di dua dunia. Dunia kasar dan halus. Dunia fisik dan metafisik. Dunia real dan imaginer. Anda mengalami ujian, cobaan, cabaran hidup yang sangat berat. Anda mengalami Taubah berkali-kali yang membersihkan anda luar-dalam. Seperti kain kotor yang dicuci di atas batu di pinggir sungai hingga bersih. Seperti batu kasar yang digosok terus-menerus hingga mengkilap.

Perjalanan di dua dunia itu, yang pada akhirnya anda tidak akan mampu lagi membedakan keduanya karena keduanya saling ber-refleksi satu sama lain. Apa yang terjadi di sisi ini, terlefleksikan pula di sisi lainnya.

Anda akan mengetahui serta takjub dengan keberadaan alam yang selama ini belum pernah anda ketahui sebelumnya. Anda tidak perlu lagi bernafas dengan membayangkan apa pun. Shusumna menjadi alamiah dan nyata. Anda mampu masuk ke dalam ketenangan secara alamiah pula. Semuanya menjadi kosong. Anda meraih apa yang dinamakan kekosongan. Di pencapaian ini, anda memahami segala yang pernah anda pelajari, memahami semua yang anda alami, memahami yang nyata dan yang semu. Anda pun dapat senantiasa berada dalam kondisi sadar dan awas setiap saat. Meditasi sudah menjadi gaya hidup anda.

Anda pun bagaikan melihat cermin dan menyadari bahwa alam kosmos makro (eksternal) dan mikro (yang internal, di dalam diri anda) anda sama dan satu. Dinding dogma, doktrin, kesemuan, ilusi, runtuh. Anda menyaksikan alam ini dalam kesungguhannya (Vipassana).

Kondisi ini akan membentuk kepribadian baru anda yang akan memilih untuk selalu berada di tengah. Di sebuah titik keseimbangan. Titik ini terhimpit di antara dua dunia dengan jarak yang sangatl tipis, seperti rambut dibelah tujuh. Perjalanan hidup anda adalah berjalan di atas jembatan yang tipis ini. Kemuliaan hati dan jiwa akan menjaga keseimbangan hingga sampai di ujungnya.

Di titik tengah ini, di titik keseimbangn ini, ada keteraturan sempurna, ada ketenangan sempurna. Di sini tidak ada dualisme, di sini hanya ada SATU yang singular. Di sini adalah diri anda yang sesungguhnya. Di sini anda meraih tingkat kesadaran tertinggi. Di sini ada Tuhan.

Di tepian terjauh, anda menyadari bahwa tidak ada yang lebih penting dari hubungan anda dan Tuhan. Anda merasakan Cinta Tuhan yang singular. Anda merasakan betapa alam dalam keutuhannya ini adalah Dia. Dia yang Satu. Tidak ada Tuhan selain Tuhan. Tidak ada apa pun selain Tuhan. Dia adalah Satu Zat yang sendirian.

DNA anda di-program ulang. Perilaku anda berubah. Anda berubah secara total. Ini bukan diri anda yang baru, tetapi inilah diri anda yang sesungguhnya.
Anda yang pasrah total, ikhlas, bebas merdeka, rendah hati, sederhana, bersahaja, penuh cinta dan kasih, penuh ketenangan dan damai. 
Anda yang membagikan kebebasan, cinta dan kasih kepada semua makhluk.
Anda yang yang membagikan ketenangan dan kedamaian kepada semua makhluk.
Tanpa syarat.






Setiap pagi adalah sebuah hari yang indah.
Tuhan menyambutmu, dan kau menyambutNya dengan senyumanmu.
Senyuman rasa cintamu padaNya.

Kau buka matamu dan kau lihat dirimu pada orang lain. Ada dirimu di setiap makhluk. 
Ada Tuhan di setiap makhluk. 
Kau senyum pada mereka, dan kau tersenyum kepada Tuhan di dalam diri mereka. 

Di sini, di rumah ini, tidak ada perbedaan. 
Kesadaranmu telah membuka hatimu dan merasakan Tuhan apa adanya. 
Sebagaimana Dia telah memimpikanmu. 
Sebagaimana Dia menjadikanmu kekasihNya. 

Dia adalah dirimu dan kau adalah Dia. 
Kau rasakan belaian cintaNya melalui tiupan angin di pagi hari yang menyentuh pipimu. 
Kau rasakan indah senandungnya melalui kicauan burung di pagi hari. 
Kau rasakan Dia di manapun kau berada. 
Tidak ada apapun yang bukan Dia. 
Walau hanya setetes embun pagi.




Di suatu malam yang hening, aku berbicara kepadamu dalam bahasamu.
Kita bersama di sini. Aku merasakan keberadaanmu yang tak terlukiskan.
Kau menunjukkan betapa dekatnya kau dan aku.
Seperti dua sisi koin, keberadaanmu adalah keberadaanku.
Lalu kau ingatkan kembali hadiah terbesarmu padaku.
Dan kau berikan aku satu lagi.
Aku tenggelam dalam lautan cintamu.
Cahayamu terpancar melaluiku.

(The revelation of the 8th main chakra)






---------------
Erianto Rachman

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Ternyata tulisan ini sangat membantu saya utk memahami lebih lanjut tentang sesuatu perkara. Terima kasih yg tdk terhingga ya en.

Unknown mengatakan...

Sudah melakukan meditasi dan ada beberapa hal yg sudah ditemukan. Belajar meditasi secara otodidak. Belum menemukan guru spiritual yg bisa membantu dalam pelaksanaan meditasi. Mohon bantuannya kak