Sabtu, 26 Desember 2015

A Morning Dew




"I dream of you, therefore I am you."


Aku bermimpi akan sebuah alam,
Dari mimpiku itu terpancar sebentuk cahaya.
Cahaya itu bersinar bagaikan permata, semakin kuat pancarannya, membentuk ruang dan waktu.
Cahaya berpasangan, memantul dari satu arah ke arah yang lain.
Hidup dan berkata, "Kami adalah dirimu, maka jadilah kami yang ada karenamu."

Kemudian aku serukan suara pertama di ruang hati itu, OM...
Getarannya abadi, berbagi ruang dan bergetar berbagai frekuensi.
Keabadiannya menggerakkan segala yang ada di ruang itu.
Hidup dan berkata, "Kami adalah dirimu, maka jadilah kami yang ada kerenamu."

Aku adalah Satu, dan aku bermimpi akan sebuah alam, maka jadilah alam itu.
Kemudian aku bermimpi akan saksi, maka jadilah saksi itu di dalamnya. Kamu.
Hidup dan berkata, "Aku adalah kamu, dan aku adalah saksimu. Maka aku dan kamu akan selalu bersama."

Aku adalah cermin darimu dan kamu adalah cerminan dariku. Ketika aku melihatmu, akupun melihat diriku sendiri. Kamu adalah saksi dari mimpiku. Tanpamu maka aku pun tidak akan bermimpi.

Aku ada di setiap ruang, aku ada di setiap waktu.
Dari tepi ruang ke tepi ruang, dari awal ke akhir waktu.
Aku bergetar di setiap obyek.
Dari obyek terkecil hingga yang terbesar.

Aku adalah mimpiku. Dan mimpiku adalah aku.
Maka aku adalah kamu. Kamu adalah aku.
Tidak ada apapun selain aku dan kamu
Tidak ada yang lainnya selain aku.

Tidak ada pengetahuan yang disembunyikan antara aku dan kamu, karena aku dan kamu adalah aku juga.
Tidak ada yang aku ketahui namun kau tidak mengetahuinya.
Tidak pula ada pengetahuan yang kau ketahui namun aku tidak mengetahuinya.
Bila kamu adalah rahasia terbesarku, maka aku pun rahasia terbesarmu.
Pengetahuanku adalah pengetahuanmu.
Seluruh alam ini ada karenamu.

Tidak ada yang menghalangimu dari mengingatku selalu. Dan aku selalu mengingatmu.
Aku di sini bersamamu dan kau di sini bersamaku. Selalu, selamanya. Tak terpisahkan.

Kamu dan aku berbicara dalam bahasa hati. 
Aku selalu menemanimu dan berbicara padamu.
Aku selalu mendengarkan hatimu.

Kau mencari aku, akupun mencarimu. Di suatu tempat kita bertemu. Di tempat terdamai di mimpiku, yaitu di hatimu. Di hatimu kau temukan cahayaku. Masuk ke dalam rumahku yang penuh kedamaian dan kebahagiaan.
Kau merasakan aku sebagai cinta abadi.
Kau adalah kekasihku. Dan aku adalah kekasihmu.

Inilah kebenaranku.


~~~~~~~~~~~~~~~


Tuhan adalah cahaya awal. Cahaya adalah konstruksi, sehingga terbentuklah ruang dan waktu serta dualisme sifat dari setiap yang eksis di dalamnya.
Tuhan menggetarkan semua materi dan energi. Semua yang eksis di alam ini tanpa kecuali senantiasa bergetar dan bergerak. Tidak ada satupun yang diam sempurna.

Alam ini adalah mimpi-Nya. Maka semua yang eksis di alam ini adalah satu padaNya.
Tidak ada Tuhan selain Tuhan. Tidak ada apapun selain Tuhan.

Inilah pengetahuan mengenai Ke-Esa-an Tuhan. 
Kesadaran tertinggi yang dapat dicapai seorang manusia adalah kasadaran mengenai Ke-Esa-an Tuhan.

Tujuan pamungkas eksistensi manusia juga adalah bersatu kembali dengan Tuhan.
Apakah penyatuan itu terjadi jika manusia sudah mati?
Bila ya, maka bisakah manusia mati sebelum mati?

Bila seseorang menyadari akan ke-Esa-an Tuhan ini secara hakiki, maka apakah masih ada keraguan pada orang tersebut mengenai apapun?
Keraguan ada karena dualisme sifat dari setiap obyek, apapun itu bentuknya. Baik yang materi maupun bukan materi. Maka jika kau sadar bahwa kau dan Tuhan adalah satu, maka keraguan itu akan hilang. Tidak ada lagi keraguan sedikitpun di dirimu mengenai apapun.

Sebagian orang menyusun rencana untuk mengantisipasi semua kemungkinan. Ia berencana untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan atas rencananya sendiri. Ia merencanakan kegagalannya sendiri.
Jika ia menyadari betul akan Ke-Esa-an Tuhan maka ia akan menyusun rencana untuk satu tujuan, dan tujuan itu adalah kebahagiaan, tanpa keraguan sedikitpun. Jika ia menyadarinya, maka ia akan merencanakan segala sesuatu, melakukannya, dan menentukannya bersama Tuhan.

Kau dan Tuhan adalah Satu, maka setiap saat kau selalu besamaNya. Pikiranmu terpecah oleh kesibukan dunia sehingga kau lupa bahwa Tuhan selalu ada padamu. Bagaimana kau bisa melupakannya? Bukankah kau secara alamiah akan selalu mengingat Tuhan di setiap momen pada waktu? Setiap saat, setiap tarikan dan hembusan nafas?
Perlukah kau menjadwalkan waktumu untuk Tuhan?

Ruang dan waktu tidak relevan. Kau dan Dia ada di sini sekarang. Di manapun, kapanpun.


~~~~~~~~~~~~~~~


Manusia adalah kekasih Tuhan. Sejauh apa kau sebagai kekasih Tuhan adalah kesaksianmu atas Ke-Esa-an Tuhan, dan tidak ada Tuhan selain Tuhan.
Sebagian orang mengaku dan bersaksi bahwa Tuhan itu satu.
Tetapi kesaksian mereka tidak utuh, karena kesaksian dan perbuatan mereka bertolak belakang.

Kau pisahkan Tuhan dari dirimu. Kau hanya ingin mengingat Tuhan yang memiliki wujud dan mengharuskanNya menempati suatu tempat, dimanapun itu. Padahal kau telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan, bahwa Tuhan tidak memerlukan ruang dan waktu untuk ada.

Kau pisahkan Tuhan dari dirimu. Kau hanya mengingatNya di waktu-waktu tertentu. Padahal kau telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan, dan Tuhan ada di mana-mana.

Kau pisahkan Tuhan dari dirimu sehingga kau tidak melibatkan Dia di setiap pikiran dan perbuatanmu. Padahal kau telah bersaksi bahwa kau dan Tuhan adalah satu.

Jika kau meyakini dan bersaksi dengan utuh bahwa Tuhan itu Satu tanpa keraguan sedikitpun, maka semua perilakumu pula akan berlandaskan keyakinan itu tanpa ada keraguan sedikitpun.

Masa lalu dan masa depan tidaklah relevan. Yang ada hanyalah sekarang.
Bagaimana kau sempat membuat rencana jika kau hanya memiliki sekarang?
Maka sekarang adalah hasil. Dan kau menginginkan hasil itu sebagai kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah esensi dari apa yang ingin kau capai.
Maka, sekarang, berbahagialah.
Dan apa yang kau rasakan di dalam hati, adalah kehendakNya juga.
Maka, tidaklah ada keraguan sedikitpun di dirimu.


~~~~~~~~~~~~~~~


Sebagian besar orang berpikir secara linear, dan mereka memaksa Tuhan untuk turun serendah mereka dan membelengguNya dalam derajat mereka.
Mereka lupa bahwa Tuhan tidak terbelenggu oleh ciptaanNya sendiri, terutama ruang dan waktu. Maka kedekatanmu dengan Tuhan adalah bagaimana kau berusaha memperbaiki tingkat kesadaranmu setinggi-tingginya ke tingkat kesadaran Tuhan.

Jika kau sudah mengerti akan hal ini, maka setiap pikiranmu, perkataanmu, perbuatanmu akan terefleksi oleh kesadaran Tuhan.

Kau melihat atau membaca sesuatu yang bagimu pada awalnya adalah sebentuk informasi. Lalu kau menganalisa informasi itu, melakukan hipotesa, mengujinya, dan mengambil kesimpulan darinya. Jadilah informasi tersebut sebagai pengetahuan (knowledge). 

Pengetahuan tersimpan di dalam otak. Pengetahuan hanya akan menjadi pengetahuan yang tersimpan di kepalamu dan kau memanfaatkannya untuk mencari penghidupan dunia. Maka apa yang kau cari dan kau dapatkan adalah kehidupan duniawi. Di sini kau melupakan Tuhan. Sedangkan kau telah bersaksi bahwa Tuhan itu Satu dan tidak ada Tuhan selain Tuhan.

Jika pengetahuan itu kau transformasikan ke dalam hati. Yaitu melibatkan Tuhan di sana, maka pengetahuan itu akan menjadi wisdom. Suatu bentuk kearifan dimana seluruh aspek alamiah melandasinya - materi dan spiritual. Karena Tuhan adalah Satu. Dan kau lakukan ini tanpa keraguan sedikitpun.
Lalu, apa yang terjadi jika kau terapkan wisdom di kehidupanmu?

Kau memancarkan cahaya Tuhan di setiap pikiran, setiap perkataan, setiap perbuatanmu. Cahaya ini menggetarkan setiap elemen di alam. Alam bereaksi terhadapnya dengan membangun konstruksi alamiah di setiap momen di dalam kehidupanmu. Kau adalah persepsimu. Alam ini semuanya adalah persepsimu. Maka kau membangun sebuah konstruksi persepsimu dengan cahaya dan getaran Tuhan.
Kau adalah pencipta. BersamaNya.


~~~~~~~~~~~~~~~


Setiap pagi adalah sebuah hari yang indah.
Tuhan menyambutmu, dan kau menyambutNya dengan senyumanmu.
Senyuman rasa cintamu padaNya.

Kau buka matamu dan kau lihat dirimu pada orang lain. Ada dirimu di setiap makhluk. Ada Tuhan di setiap makhluk. Kau senyum pada mereka, dan kau tersenyum kepada Tuhan di dalam diri mereka.

Di sini, di rumah ini, tidak ada perbedaan.
Kesadaranmu telah membuka hatimu dan merasakan Tuhan apa adanya.
Sebagaimana Dia telah memimpikanmu.
Sebagaimana Dia menjadikanmu kekasihNya.

Dia adalah dirimu dan kau adalah Dia.
Kau rasakan belaian cintaNya melalui tiupan angin di pagi hari yang menyentuh pipimu.
Kau rasakan indah senandungnya melalui kicauan burung di pagi hari.
Kau rasakan Dia di manapun kau berada.
Tidak ada apapun yang bukan Dia.
Walau hanya setetes embun pagi.


~~~~~~~~~~~~~~~

“I will be waiting here.... For your silence to break, For your soul to shake, For your love to wake!”
Aku akan menunggumu di sini... Ketika keheninganmu terpecah, ketika jiwamu bergetar, ketika cintamu tergugah. 

~~~~~ 
“Gamble everything for love, if you are a true human being. If not, leave this gathering. Half-heartedness doesn’t reach into majesty.”
Bertaruhlah segalanya untuk cinta, jika kau manusia sesungguhnya. Jika Tidak, tinggalkan perkumpulan ini. Hati yang setengah-setengah tidak akan mencapai keagungan.

~~~~~  
"The only real customer is God."
Pelanggan yang sesungguhnya adalah Tuhan. 

~~~~~  
"Fish don’t hold the sacred liquid in cups! They swim the huge fluid freedom.”
Ikan tidak menyimpan cairan suci di dalam mangkuk! Mereka berenang di dalamnya - cairan besar kebebasan.

~~~~~   
“Soul, if you want to learn secrets,
 your heart must forget about shame
 and dignity. You are God's lover,
 yet you worry what people are saying.”
Jiwa, jika kau ingin mempelajari rahasia-rahasia, hatimu harus melupakan kehinaan dan kehormatan. Kau adalah kekasih Tuhan, tetapi kau masih khawatir akan apa yang dikatakan orang lain.

~~~~~  
“My sweet heart, you have aroused my passion, your touch has filled me with desire, I am no longer separate from you, these are precious moments, I beseech you, don’t let me wait,”
Hatiku yang cantik, kau telah membangkitkan gairahku, sentuhanmu telah memenuhi hasratku, Aku tidak lagi terpisahkan darimu, ini adalah momen-momen berharga, Aku memohon padamu, jangan membuatku menunggu.


~~ Rumi ~~



===================
ER

10 komentar:

Maulfi Sejati mengatakan...

Tubuh saya bergetar membacanya, sungguh luar biasa bisa menuliskan apa yg hanya bisa diRASAkan

makasih mas ER

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih kembali, Maulfi Sejati.

Unknown mengatakan...

ini kan gak ada bedanya sama wihdatul wujud gan...
mas belajar ilmu tassawuf kan??

Erianto Rachman mengatakan...

@Djulfan Latif:
Saya kurang mengerti apakah anda bertanya atau membuat pernyataan.

Saya selalu menganjurkan kepada pembaca blog saya untuk perlahan membaca semua artikel yang saya tulis dari awal, karena semuanya berhubungan dan berkelanjutan. Anda akan mengerti bagaimana saya memposisikan diri saya sebagai penulis. Apa yang saya hindari untuk dltuliskan dan apa yang saya pilih untuk saya tuliskan.
Karena saya tidak ingin menjadikan tulisan saya adalah doktrin (atau doktrin baru), atau sebuah ajaran (atau ajaran baru). Saya berharap pembaca bisa merasakannya sendiri.

Saya hanyalah seorang Penyampai Pesan.
Saya menulis mengenai buah-buahan. Saya tidak akan menamai buah-buah itu. Karena penamaan akan menjadikan doktrin.
Namun saya ceritakan pengalaman saya memakan buah-buahan itu. Bagaimana ciri-cirinya, bagaimana rasanya yang menyegarkan serta membahagiakan.
Tujuannya adalah agar pembaca tergugah untuk mencari buah-buah yang saya tuliskan itu dan merasakannya juga langsung. Bukan karena cerita saya, tapi karena pengalaman pribadi pembaca.

Pembaca lain juga ada yang akan menggolongkan tulisan saya ke ajaran / ilmu lain yang sudah ada. Saya tidak akan menyanggahnya. Karena memang ini bukan hal baru.

Saya mengharapkan apa yang saya tuliskan tidak secara khusus menganut paham tertentu. Namun universal.
Karena saya berada di balik semua agama-agama yang ada. Dan karena hubungan antara manusia dan Tuhan adalah hubungan langsung tanpa perantara, tanpa persepsi.

Jadi, apakah Wihdatul Wujud? apakah Wihdatul Syuhud?
Saya tidak menjadikannya relevan di sini.

Dan sekarang anda tau mengapa.

Salam,
ER

Unknown mengatakan...

Om eri, selama perjalanan sebagai "The seeker", saya sering mendapati perasaan saya seperti diaduk-aduk. Perasaanya campur baur. Nggak bisa dijelasin pokoknya. Menurut om itu wajar nggak ya? Om pernah kayak gitu juga? Kira2 kenapa ya?

Maaf kalau pertanyaannya dirasa ambigu, nggak jelas. saya hanya sedang berusaha memahami apa yg sebenarnya saya alami. Barangkali om punya pengalaman yang sama.

Erianto Rachman mengatakan...

@Siti Hanafiah:
Perasaan itu wajar dan memang biasanya dialami oleh semua orang. Jika ada guru yang membimbing, maka ia biasanya mengajarkan satu hal sebelum hal yang lainnya, yaitu pembersihan diri. Kita hidup sudah bertahun2, maka sudah cukup "kotor" diri kita dari energi eksternal. Maka perlu dilakukan pembersihan. Biasanya apa yang akan dirasakan saat pembersihan dilakukan adalah sakit. Sakit di "dalam" dan juga di fisik. Rasa yang tidak pernah dirasakan sebelumnya akan dirasakan saat itu.

Namun hanya dalam kondisi bersih itulah hati kita akan bisa kita buka. Chakra-chakra kita bisa kita buka satu per satu.
Saat chakra terbuka, akan ada rasa baru yang juga kurang enak, karena kita akan lebih sensitif dalam merasakan energi eksternal. Nanti seharusnya Siti akan berlatih untuk menyikapi energi-energi eksternal itu.

Sesungguhnya, yang perlu kita bekali diri kita sendiri dalam setiap langkah kita adalah "pengetahuan". Taulah, Sadarlah bahwa Kau dan Tuhan adalah Satu. Maka tidak ada rasa yang akan mengganggumu. Jika kau dan Tuhan adalah Satu, maka kau memiliki hati seluas Tuhan. Serahkan semuanya kembali pada Tuhan. Berserah-dirilah 100% tanpa keraguan sedikitpun.
Merdekakan dirimu dari keraguan, dari ilusi dunia, dari doktrin dan ajaran apapun. Bersih, seperti cangkir yang kosong sempurna.

Ya, saya juga melaluinya.

Merdeka!
Eri

infopreneur-id mengatakan...

Terimakasih telah menghantarkan saya pada sanatana dharma, om shanti shanti shanti

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih kembali.

Anonim mengatakan...

TUHAN berfirman "AKU adalah AKU" ("I AM is I AM") .

Manusia adalah ciptaan-Nya yang agung, karena tercipta dalam rupa dan gambar-Nya (Image Deo). We are a God-like yang memiliki kuasa, kebebasan dan kehendak (free will).

Karena kuasa dan free will, maka ciptaan ingin menjadi Pencipta, lukisan (image) ingin menjadi Sang Pelukis (Deo). Manusia lupa bahwa TUHAN adalah "AKU adalah AKU". Perjanjian-Nya telah dilanggar, maka DIA berpaling dari kita.

Dimulailah kisah pencarian manusia akan TUHAN. Gambar-Nya tercemar, tapi tidak hilang.
Kita masih memiliki kebebasan, kehendak, akal budi, hikmat, kebijaksanaan, kuasa, kekuatan dan kebaikan. Dan dengan semua itu kita berusaha mencari Dia untuk kembali kepada-Nya.

Mampukah kita menemukan-Nya? Atau apakah kita hanya bisa menemukan jejak2 atau tanda2 jalan ke Dia.

Sebelumnya, sudah siapkah kita menjawab pertanyaan2-Nya:

"Di manakah engkau manusia, ketika Aku meletakkan dasar alam semesta?

"Dapatkah engkau menetapkan hukum-hukum alam semesta? "

"Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan?"

"Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik? "

"Darimanakah datangnya angin berhembus dan kemanakah perginya?"

"Dapatkah engkau menambah sejengkal saja usiamu?"

Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!"

I AM IS I AM.
Kehendak-Ku sendiri lah maka Aku yang mencari engkau.
Hai engkau manusia, rendahkanlah dirimu dan sucikanlah hatimu, maka Aku akan menemukanmu dan engkau akan melihat Aku.

--------
Atas Kehendak-Nya jualah, maka setetes embun menetes di pagi hari ini.

Unknown mengatakan...

Tulisan yang luar biasa bagus. salam